Ogah Jadi Gundik sampai Bikin Raja Uring-uringan, Inilah Anne Boleyn, Kisah Cintanya dengan Raja Henry VIII Bikin Kerajaan Inggris Gonjang-ganjing

Khaerunisa

Penulis

Intisari-Online.com - Anne Boleyn merupakan salah satu istri Raja Henry VIII yang punya nasib tragis.

Dia berakhir dieksekusi setelah 3 tahun pernikahannya dan memiliki seorang anak perempuan, yaitu Elisabeth I.

Raja Henry VIII memiliki enam orang istri, di mana dua di antaranya berakhir dengan perceraian, satu meninggal sebulan setelah melahirkan, dua lainnya dieksekusi termasuk Anne Boleyn, sementara istri terakhirnya menemani sang raja hingga akhir hayat.

Sebelum akhirnya menikah dengan Raja Henry VIII dan menjadi istri keduanya, Anne Boleyn sempat menolak lamaran sang raja sebab enggan menjadi selir.

Hal itu pun membuat keinginan sang raja untuk memilikinya malah semakin besar.

Apa yang selanjutnya terjadi adalah proses perceraian Raja Henry VIII dengan istri pertamanya, Catherine dari Aragon, yang menimbulkan gonjang-ganjing di kerajaan Inggris.

Raja Henry VIII melakukan segala cara untuk menceraikan permaisuri yang sudah mendampinginya selama sekitar 20 tahun itu demi menikahi Anne.

Akan tetapi, proses perceraian itu berlangsung sangat lama karena pihak gereja tidak mengabulkannya.

Baca Juga: Ketika Para Gundik Marah Besar, Ini Aksi 'Gila' yang Dilakukan Selir Dinasti Ming Tiongkok terhadap Kaisarnya, Meski Gagal Tapi Bikin Kaisar Ketakutan Setengah Mati

Baca Juga: Konon Dibenci Kaisar Gara-gara Potong Rambut, Selir Kaisar China Ini Dimakamkan Tak Selayaknya, Orang-orang yang Protes Segera Diasingkan hingga Dieksekusi, Kok Bisa?

Paus Klemens VII menolak untuk membatalkan pernikahan mereka karena dia takut akan membuat marah keponakan Catherine, Kaisar Romawi Suci Charles V.

Pada tahun 1533, Henry meminta Thomas Cranmer, uskup agung Canterbury, membatalkan pernikahannya dengan Catherine.

Itu menjadi rangkaian peristiwa yang mengakibatkan Inggris memisahkan diri dari Gereja Katolik Roma, dan Henry menyatakan dirinya sebagai kepala Gereja di Inggris.

Pernikahan mereka begitu kontroversial hingga menimbulkan gonjang-ganjing terhadap Kerajaan Inggris.

Tepatnya tahun berikutnya, Raja Henry VIII mengesahkan Undang-Undang Supremasi yang menyatakan Raja sebagai Kepala Tertinggi Gereja Inggris.

Tekadnya untuk menikahi Anne Boleyn akhirnya membuahkan hasil, meski diwarnai kontroversi.

Raja Henry VIII menikah dengan Anne Boleyn pada tahun 1533, tetapi tidak akan menjadi akhir yang indah bagi Anne.

Setelah dinikahi Raja Henry VIII, Anne Boleyn memang menjadi permaisuri Raja seperti keinginannya alih-alih menjadi selir saja, sementara Catherine telah tersingkir.

Baca Juga: Pantas Sampai Dimusuhi Seantero Wilayah Teluk, Negara Ini Paling Jago Cari Cuan di Tengah Konflik, Raup Untung dari Perang Rusia-Ukraina, Arab Saudi pun Siap Tersingkir

Baca Juga: Padahal Sosoknya Masih Terkuat di Rusia, Siapa Sangka Media Inggris Ini Bocorkan Sosok Pengganti Vladimir Putin, Siapa Sosok yang Dimaksud Tersebut?

Anne Boleyn melahirkan putrinya yang diberi nama Elisabeth I, pada 7 September 1533.

Pada akhirnya Elisabeth menjadi putri satu-satunya, karena meski sempat hamil lagi, Anne beberapa kali mengalami keguguran, termasuk di hari pemakaman Catherine pada Januari 1536.

Seperti Catherine, Anne Boleyn tidak memberikan keturunan laki-laki untuk Raja Henry VIII.

Sementara Raja Henry VIII masih sangat menginginkan pewaris laki-laki.

Hanya setahun setelah pernikahannya, Anne telah mengetahui fakta menyakitkan bahwa Raja Henry VIII meniduri pelayannya, Madge Shelton dan Jane Seymour.

Jane Seymour nantinya yang akan menjadi istri ketiga Raja Henry VIII.

Tidak seperti permaisuri sebelumnya, Anne tidak mampu menerima kelakuan raja itu dan menjadi semakin cemburu dan gelisah.

Nasib tragisnya tak berhenti di situ, ia kemudian dikurung di Menara London atas beberapa tuduhan palsu.

Baca Juga: Kapalnya 7 Kali Lebih Besar dari Punya Columbus, Benarkah Pelayaran Laksamana Cheng Ho 'Keliling Dunia' Sebenarnya Berangkat dari 'Niat Licik' Ini?

Baca Juga: Memang Biadab, Setelah Bunuh Wartawan Al Jazeera Shireen Abu Aqleh, Zionis Israel Ganggu Pemakaman Wartawan Wanita Pemberani Tersebut, Peti Matinya Sampai Hampir Jatuh Saat Hendak Dimakamkan

Henry meminta Anne diselidiki untuk berbagai tuduhan, di antaranya perzinahan, hubungan sedarah, dan konspirasi melawan raja. Dalam beberapa laporan, bahkan sihir disebutkan.

Diduga, kejatuhan Anne juga direncanakan oleh mantan temannya sendiri, Thomas Cromwell, yang menjadi sekretaris baru raja.

Para pria yang dituduh telah berzina dengannya adalah Sir Francis Weston, Mark Smeaton, Sir Henry Norris, William Brereton, dan adik laki-lakinya, Viscount Rochford George Boleyn.

Mereka semua akhirnya dihukum dan dieksekusi. Hingga diadili pada 15 Mei 1536, sementara Anne tetap menyangkal semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Empat hari kemudian, yakni pada 19 Mei 1536, Anne dinyatakan bersalah oleh pengadilan kerajaan dan pernikahannya dengan Raja Henry VIII dibatalkan.

Pada hari itu pula, Anne dibawa ke Menara London untuk dieksekusi dengan cara dipenggal.

Kemudian, jasadnya dimakamkan di Kapel Kerajaan Saint Peter ad Vincula, di dalam Menara London.

Banyak sejarawan modern percaya bahwa tuduhan terhadap Anne Bolyen tidak berdasar dan alasan sebenarnya mengapa Anne Boleyn dieksekusi tetap menjadi misteri.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Kutai Hanya Bisa Diketahui dari Peninggalan Benda Ini

Baca Juga: Sempat Membelot ke Amerika dan Bikin Heboh Seisi Dunia, Begini Kehidupan Putri Satu-satunya Joseph Stalin, Mengaku Tak Bisa Melepaskan Dosa Besar Ayahnya

(*)

Artikel Terkait