Find Us On Social Media :

Makin Berang dengan AS, Rusia Klaim Krisis di Ukraina Adalah Hasil Keinginan AS Membangun Dunia 'Satu Kerucut' dan Condong Menyembah AS Saja

By May N, Sabtu, 30 April 2022 | 13:59 WIB

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dengan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss. Inggris siap beri sanksi kepada Rusia jika berani serang Ukraina

Intisari - Online.com - Konflik antara Moskow dan Kiev, serta krisis Ukraina yang telah berlangsung lama, adalah akibat langsung dari dorongan Barat untuk menciptakan dunia unipolar atau satu kerucut, yang melibatkan ekspansi NATO yang tak henti-hentinya ke timur.

Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov kepada Kantor Berita China Xinhua di wawancara yang diterbitkan pada hari Sabtu.

AS dan NATO selalu melihat Ukraina sebagai instrumen untuk menahan Rusia,” kata menteri itu dilansir dari rt.com.

Lavrov seraya menambahkan bahwa alasan yang pada akhirnya mendorong Moskow untuk meluncurkan operasi militernya di Ukraina berasal dari kebijakan barat selama bertahun-tahun yang termasuk mengobarkan anti- Sentimen Rusia di antara orang Ukraina dan memaksa mereka untuk membuat “pilihan yang salah” antara Barat dan Rusia.

“Baratlah yang pertama kali menghasut dan kemudian mendukung kudeta anti-konstitusional di Kiev pada 2014” yang memunculkan konflik internal Ukraina yang tidak pernah coba diselesaikan oleh AS dan sekutunya, kata Lavrov, sambil menuduh Washington dan sekutu-sekutunya "mendorong" "jalan agresif anti-Rusia" Kiev dan "mendorong kaum nasionalis menuju solusi militer" dari krisis di Donbass.

Washington dan Brussel menepis proposal Rusia untuk jaminan keamanan di Eropa pada Desember 2021, kata menteri itu, seraya menambahkan bahwa Moskow tidak punya pilihan selain meluncurkan operasi militernya untuk melindungi rakyat Donbass, menyusul permintaan dari para pemimpin dua republik yang telah diakui Rusia.

Rusia tertarik pada "Ukraina yang damai, bebas, netral, makmur dan bersahabat," menteri itu menjelaskan, menambahkan bahwa Moskow ingin memulihkan "hubungan budaya, ekonomi dan keluarga selama berabad-abad antara Rusia dan Ukraina."

Dia juga mengatakan delegasi Rusia dan Ukraina mengadakan diskusi video setiap hari tentang kemungkinan kesepakatan damai.

Menurut Lavrov, dokumen tersebut harus mencakup ketentuan tentang "status netral, bebas nuklir, non-blok dan demiliterisasi" Ukraina serta jaminan keamanan Ukraina.

Namun, menteri luar negeri mengklaim kebijakan Barat "hasutan" menghambat proses perdamaian.