"Setelah teknologinya dicuri, itu tidak mudah diperbaiki dan Anda dapat yakin bahwa, tergantung pada apa yang ditemukan Inggris dan AS, Rusia akan khawatir,” tambahnya.
Apa yang dilakukan Inggris dan Amerika bukan hanya dapat membuat khawatir Rusia, tapi juga China dan negara lain yang menggunakan teknologi serupa dengan Rusia, seperti India.
Mengingat PLAAF (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat) China memiliki, setelah Rusia, armada pesawat tempur Su-35 terbesar di dunia, berita tersebut mungkin mengejutkan para perencana militernya.
China menandatangani kontrak senilai $2 miliar dengan Rusia pada tahun 2015 untuk membeli 24 pesawat generasi 4,5 yang sangat bermanuver.
Keadaan seputar jatuhnya pesawat tempur Su-35 sudah diselidiki oleh para ahli pertahanan China. Beijing memiliki alasan untuk khawatir tentang kesulitan ini karena Flanker-E adalah pesawat tempur paling kuat Angkatan Udara PLA.
China mempertahankan persenjataan canggihnya secara rahasia. Senjata canggih ini sering dianggap berbahaya bagi AS dan sekutunya. Mengetahui bagaimana sistem jet Su-35 bekerja akan membantu AS dalam mengembangkan tindakan balasan untuk itu.
“Meneliti sistem ini tidak hanya akan membuat NATO memahami kemampuan Rusia. China telah khawatir sejak awal operasi di Ukraina justru karena ini bisa terjadi,' kata Patalano.
Sementara India dapat mengkhawatirkan tanknya, di mana India menggunakan tank dan persenjataan yang mirip dengan tentara Rusia.
Angkatan Darat India adalah pengguna utama baju besi Rusia, seperti T-90, T-72, dan kendaraan tempur infanteri seri BMP. Angkatan Darat India dilaporkan mengoperasikan 2.000 T-90 dari varian yang berbeda.
Para ilmuwan di Laboratorium Sains dan Teknologi Pertahanan Inggris juga sedang menyelidiki sisa-sisa T-90, tank tempur paling canggih Rusia.
Itu dirancang untuk mencapai target udara terbang rendah seperti helikopter dengan armor reaktif eksplosif (ERA) pada jarak hingga 5 kilometer.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Angkatan Darat India mengawasi dengan cermat konflik Ukraina. Selain itu, ia berusaha memanfaatkan pelajaran dari konflik saat ini sambil merancang tank tempur masa depan.
Penemuan ini, bagaimanapun, mungkin tidak hanya mengekspos sistem ke tindakan balasan NATO tetapi juga dapat membahayakan penjualan militer di masa depan ke negara lain, sumber pendapatan penting bagi Rusia yang kekurangan uang.
(*)