Intisari-Online.com - Kurang lebih dua bulan sejak 24 Februari, telah terjadi perang Rusia-Ukraina yang menimbulkan ribuan korban jiwa, jutaan warga Ukraina terpaksa mengungsi, hingga kerusakan infastruktur.
Mengutip The Guardian (22/4/2022), Kerusakan fisik infrastruktur Ukraina telah mencapai $60 miliar dan akan meningkat lebih lanjut seiring perang berlanjut, kata Presiden Bank Dunia David Malpass.
Malpass mengatakan pada konferensi Bank Dunia tentang kebutuhan bantuan keuangan Ukraina bahwa perkiraan awal biaya kerusakan "sempit" tidak termasuk biaya ekonomi yang meningkat dari perang ke Ukraina.
“Tentu saja perang masih berlangsung, sehingga biayanya meningkat,” kata Malpass.
Sementara dalam pidatonya kepada para pemimpin Bank Dunia dan IMF melalui tautan video pada hari Kamis, Zelenskiy mengatakan Ukraina membutuhkan $7 miliar setiap bulan untuk menjaga perekonomiannya tetap bertahan.
Ukraina porak-poranda dan mengalami kerugian akibat serangan militer Rusia, namun, rupanya bukan berarti Rusia tak merugi.
Justru akibat serangannya di Ukraina, tampaknya akan menjadi tantangan kritis bagi Kremlin, karena teknologinya yang paling canggih mungkin jatuh ke tangan Amerika Serikat.
Melansir eurasiatimes.com (20/4/2022), Perang Ukraina telah membuat Rusia kehilangan sejumlah besar pesawat, tank, dan kendaraan lapis baja.
Kejutan terbesar, bagaimanapun, adalah pengungkapan bahwa pesawat tempur non-siluman paling canggih Moskow, Su-35, telah ditembak jatuh oleh pasukan Ukraina.
Express.co.uk melaporkan, sistem penargetan jarak jauh rahasia dari pesawat tempur paling canggih Rusia sedang diperiksa oleh para ilmuwan Inggris dan Amerika.