Intisari-Online.com - Penelitian baru oleh para arkeolog di Mongolia, Rusia, dan Amerika Serikat mengungkapkan informasi baru tentang unta raksasa purba yang pernah berkeliaran di padang rumput Asia Tengah.
Melansir All that's Intersting, Kamis (31/3/2022), baru-baru ini diterbitkan di Frontiers in Earth Science, studi tersebut menemukan Camelus knoblochi, spesies unta raksasa yang diyakini oleh para ilmuwan hidup berdampingan dengan manusia purba dan unta liar lainnya yang masih hidup di Asia saat ini.
Sementara sisa-sisa C. knoblochi sebelumnya telah ditemukan di seluruh Asia, dari Laut Kaspia hingga Siberia, penulis penelitian percaya bahwa Mongolia adalah rumah terakhir spesies raksasa ini sebelum punah.
John W. Olsen, rekan penulis studi dan Profesor Antropologi di Universitas Arizona, mengatakan:
“Di sini kami menunjukkan bahwa unta Camelus knoblochi yang punah bertahan di Mongolia sampai perubahan iklim dan lingkungan membuatnya punah sekitar 27.000 tahun yang lalu.”
Camelus knoblochi menjelajahi stepa Asia Tengah selama 250.000 tahun.
Makhluk itu tingginya hampir 3 meter dan beratnya lebih dari 1 ton, hampir dua kali lipat ukuran unta liar modern.
Binatang berbulu itu memiliki dua punuk dan berpesta di rumput dan tanaman lainnya.
Olsen, bersama dengan penulis lain dari penelitian ini, berpendapat bahwa perubahan iklim menyebabkan kematian unta raksasa menjelang akhir Zaman Es terakhir.
Di era Pleistosen Akhir — antara 129.000 dan 11.700 tahun yang lalu — iklim Mongolia menjadi semakin kering, perlahan berubah dari stepa, ke stepa kering, dan kemudian ke gurun.
Kondisi baru ini mempersulit C. knoblochi yang besar untuk bertahan hidup.
Seperti yang dilaporkan di blog Frontiers, penulis penelitian menjelaskan, “Tampaknya, C. knoblochi kurang beradaptasi dengan bioma gurun, terutama karena lanskap seperti itu tidak dapat mendukung hewan besar seperti itu, tetapi mungkin ada alasan lain juga.”
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR