Find Us On Social Media :

Mati-Matian Larang Ukraina Untuk Bergabung NATO Bahkan Sampai Nekat Perang, Siapa Sangka Rusia Malah Pernah Nyaris Bergabung NATO, Tapi Gagal Gara-Gara Hal Ini

By Afif Khoirul M, Selasa, 5 April 2022 | 06:55 WIB

Presiden Rusia Putin berbicara selama pertemuan Dewan Rusia-NATO

Intisari-online.com - Pada tanggal 5 Maret 1946, Perdana Menteri Inggris Winston Churchill memberikan pidato penting dengan isi bahwa Barat perlu membangun "tembok besi" untuk mengisolasi Uni Soviet.

Pidato Churchill dikreditkan dengan mengantarkan Perang Dingin antara Barat dan Uni Soviet dan mengarah pada pembentukan NATO.

Pada tanggal 4 April 1949, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) didirikan dengan tujuan utama berurusan dengan Uni Soviet.

Hanya sedikit orang yang tahu bahwa Moskow telah menawarkan untuk bergabung dengan NATO sebanyak empat kali, dua kali selama era Soviet dan dua kali setelah pembubaran Uni Soviet.

"Uni Soviet harus dihentikan," kata Lord Hastings Lionel, Sekretaris Jenderal pertama NATO, pada tahun 1949.

Namun, runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 membuat tujuan awal pembentukan NATO menjadi kurang jelas.

Pada tahun 1991, Presiden Rusia Boris Yeltsin mengumumkan bahwa ia ingin bergabung dengan NATO untuk mengakhiri konfrontasi Timur-Barat.

Yeltsin mengirim surat ke markas NATO di Belgia dengan harapan bahwa Rusia akan menjadi anggota blok militer ini, menurut New York Times.

Baca Juga: Tak Heran Rusia Tanpa Ragu Gempur Ukraina, Terbongkar Inilah Sikap Rusia Sesaat Sebelum Rudal Menghantam Ukraina, Ternyata Begini Hubungan Keduanya

Baca Juga: Walau Tindakannya Dikutuk Barat, Siapa Sangka 6 Negara Ini Terang-Terangan Berada di Pihak Rusia, Diprediksi Jadi Sekutu Jika Perang Dunia 3 Sebagian Besar Pemegang Senjata Nuklir?

"Ini akan berkontribusi untuk menciptakan suasana saling pengertian dan kepercayaan, dan memperkuat stabilitas dan kerja sama di Eropa," katanya.

"Kami menganggap hubungan ini sangat serius dan berharap dapat mengembangkan kerja sama di semua aspek, baik secara politik maupun militer," tambahnya.