Penulis
Intisari-Online.com – Permaisuri Sun adalah permaisuri kedua dari Kaisar Xuande, juga dikenal sebagai Kaisar Xuanzong.
Selama berabad-abad, Permaisuri Sun digambarkan secara negatif dalam sejarah Tiongkok, dia sering disebut ‘Permaisuri generasi Iblis’.
Apakah Permaisuri Sun pantas mendapatkan gelarnya seperti itu?
Pada 1403 M, Permaisuri Sun lahir di Zouping (provinsi Shandong sekarang).
Sayangnya tidak ada catatan sejarah tentang nama depannya, termasuk identitas ibunya yang sampai sekarang tidak diketahui.
Ayahnya adalah Sun Zhong, seorang asisten hakim di Distrik Yongcheng.
Sesederahana kehidupan awalnya, dia membuat jejaknya dalam sejarah China.
Permaisuri Sun dikenal dengan kecantikan di tempat itu.
Ketika putri mahkota (calon Permaisuri Zhang yang besar di Distrik Yongcheng) mengunjungi kampung halamannya, dia mendengar tentang kecantikan Permaisuri Sun.
Penasaran dengan kecantikan gadis muda itu, Putri Mahkota Zhang membawa Permaisuri Sun ke istana.
Tentu saja, di istana, Permaisuri Sun menerima pujian dari para wanita istana.
Kaisar Yongle memerintahkan istrinya, Permaisuri Xu, untuk merawat dan mendidik gadis muda itu.
Pada tahun 1417, Permaisuri Sun terpilih menjadi permaisuri Zhu Zhanji, yang merupakan pewaris cucu kekaisaran.
Ketika Zhu Zhanji menjadi Kaisar Xuanzong pada tahun 1425, dia menjadi Selir Terhormat Sun, yang merupakan posisi tertinggi kedua setelah permaisuri.
Legenda China mengatakan bahwa Selir Terhormat Sun memiliki kecantikan yang manipulatif dan mempesona.
Ketika dia melihat Kaisar Xuanzong mulai bosan dengan Permaisuri Hu karena ketidaksuburannya, Selir Terhormat Sun pun mengambil kesempatannya.
Dia merayu Kaisar, meksipun kasih sayang kaisar untuknya tumbuh, namun Selir Terhormat Sun masih belum meimiliki anak, dia pun mencuri putra wanita lain untuk dimilikinya.
Anak ini di kemudian hari akan menjadi Kaisar Yingzong di masa depan.
Sejarawan menganggap cerita ini salah, menurut mereka anak itu memang putra Selir Terhormat Sun, sebagai motif yang digunakan Kaisar Xuanzong untuk menunjuk Sun sebagai permaisurinya.
Kaisar Xuanzong tidak menjadikan permaisuri jika dia percaya YinSong bukan anaknya.
Pada tahun 1428, justru Kaisar Xuanzong yang mengusulkan untuk menggulingkan Permaisuri Hu dan mengangkat Selir Terhormat Sun sebagai permaisuri baru.
Pada awalnya, Selir Terhormat Sun menolak dan mengatakan bahwa Permaisuri Hun akan memiliki seorang putra yang akan didahulukan daripada putranya sendiri.
Namun, Kaisar Xuanzong bersikeras, dan akhirnya Selir Terhormat Sun pun setuju.
Maka, Kaisar mengangkatnya sebagai Permaisuri Sun.
Dengan mencopot Permaisuri Hu dan mengangkat permaisuri baru, maka Kaisar Xuanzong memulai kebiasaan untuk penerusnya.
Empat dari penerusnya akan melengserkan istri perama mereka hanya demi permaisuri baru.
Penobatan Permaisuri Sun menjadi urusan yang sangat besar, karena upacara ini menjadi acara seremonial yang paling penting.
Permaisuri Sun mengenakan jubah upacara yang dihiasi dengan dua belas baris burung pegar dan ‘hiasan kepala dengan sembilan naga dan empat burung phoenix’.
Permaisuri Sun mengenakan pakaian upacara yang sama untuk audiensi istana dan upacara pentin glainnya.
Dia berpuasa selama tiga hari, di mana dia akan mengumumkan penobatannya di Kuil untuk Leluhur Kekaisaran.
Setelah pengumuman resminya dibuat, melansir History of Royal Women, istana mengadakan perjamuan ucapan selamat, satu untuk kaisar dan yang lainnya untuk permaisuri.
Setelah pelantikannya, Permaisuri Sun mengadakan pengadilan di kediamannya dan secara teratur bertemu dengan kasim dan pejabat wanita.
Tugas resminya termasuk evaluasi personel, menyetujui anggaran, dan merencanakan pernikahan kerajaan.
Permaisuri dan putri kekaisaran Xuanzong melakukan kunjungan rutin, dan melaporkan setiap hari kepada ibu mertuanya, Permaisuri Zhang tentang urusan keluarga.
Dia juga melakukan ritual di altar leluhur. Pada acara-acara khusus, permaisuri makan malam bersama kaisar di kediamannya.
Tujuh tahun setelah dia menjadi Permaisuri, Kaisar Xuanzong meninggal, dan putranya, Yinzong, menggantikan menjadi kaisar.
Namun, karena Kaisar Yinzong masih berusia delapan tahun, Permaisuri Sun diangkat menjadi Janda Permaisuri.
Selama Pertempuran Benteng Tumu pada tahun 1449, Kaisar Yingzong ditawan di Utara.
Permaisuri Sun memerintahkan saudara laki-laki Yingzong, Zhu Qiyu, untuk bertanggung jawab atas urusan negara, kemudian dilantik sebagai Kaisar Daizong.
Janda Permaisuri Sun juga diberi dua karakter kehormatan, "Shangsheng" (yang diterjemahkan menjadi bangkit), untuk gelarnya.
Selama Kaisar Yinzong dipenjara, Janda Permaisuri Sun berulang kali mengiriminya pakaian hangat.
Ketika Kaisar Yingzong akhirnya dibebaskan dari penjara, dia kembali ke ibu kota.
Namun, begitu dia tiba, Kaisar Daizong segera menempatkan Yingzong di bawah tahanan rumah.
Dan selama penahanannya, Janda Permaisuri Sun melakukan kunjungan rutin kepadanya.
Pada tahun 1459, pemimpin kudeta, “Merebut Pintu”, meminta persetujuan Janda Permaisuri Sun untuk mengembalikan tahta Kaisar Yingzong.
Kudeta berhasil, dan Kaisar Yingzong menjadi kaisar.
Setelah restorasinya, gelar Janda Permaisuri Sun diperluas lebih lanjut.
Pada tahun 1462, Janda Permaisuri Sun meninggal karena sakit, lalu dia diberi gelar anumerta "Xiaogong", dan dimakamkan di Mausoleum Jingling.
Permaisuri Sun tampaknya sangat dihormati sebagai Janda Permaisuri oleh Kaisar Yingzong dan Daizong, yang kemudian mereka berdua memperluas gelar Permaisurinya.
Dia tampaknya menjadi permaisuri dan ibu yang berbakti.
Lalu, bagaimana Permaisuri Sun mendapatkan reputasi negatifnya yang bertahan selama berabad-abad benar-benar membingungkan karena Permaisuri Sun tampaknya sangat dihormati di masa hidupnya.
Orang hanya bisa berspekulasi bahwa ini muncul dari fakta bahwa dia adalah wanita yang kuat, dan wanita kuat dipandang sebagai ancaman di Tiongkok kuno.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari