Penulis
Intisari-Online.com – Kisah hidup Permaisuri Wang Wengxu yang singkat menunjukkan bahwa peristiwa tragis itu berada di luar kendalinya.
Dia dijual ke rumah tangga putra mahkota, dia pekerja keras, dan sangat berbakat.
Sayangnya, dia menjadi korban intrik politik.
Kisahnya menunjukkan bahwa dia memang ‘Permaisuri yang Berduka’.
Namun, semua usahanya tidak sia-sia, dia kelak akan melahirkan Kaisar Xuan, yang akan menghormati kesulitan ibunya dengan mengangkatnya secara anumerta ke status Permaisuri.
Permaisuri Wang Wengxu lahir sekitar tahun 109 SM.
Ibunya, Wang Ren, berasal dari Zhu Commandery, dan ayahnya adalah Wang Naishi dari Distrik Guangwang.
Permaisuri Wang Wengxu memiliki dua saudara laki-laki.
Keluarga Wang Wengxu miskin dan sering berjuang untuk mencari nafkah.
Saking miskinnya, ketika Wang Wengxu berusia sembilan tahun, dia dikirim sebagai anak angkat ke Liu Zhongqing, yang merupakan kerabat jauh kaisar.
Di sana dia belajar menyanyi dan menari, hingga tumbuh menjadi gadis cantik dan cerdas.
Ketika Wang Wengxu berusia lima belas tahun, seorang pedagang bernama Jia Chang’er, datang ke Liu Zhongqing untuk membeli penyanyi dan penari.
Liu Zhongqing memutuskan untuk memilih enam penari, dan salah satunya adalah Wang Wengzu.
Tetapi, ketika Wang Wengxu mengetahui dia akan dijual ke Jiang Chang’er, dia melarikan diri ke rumah ibunya.
Namun, Liu Zhongqing mengikutinya dan berbohong kepada orangtuanya bahwa dia tidak akan menjualnya.
Orangtua Wang Wengxu percaya kepadanya dan mengirim anaknya kembali.
Beberapa hari kemudian, Liu Zhongqing menjual Wang Wengxu ke Jia Cang’er.
Ketika mereka melewati rumah Wang Wengxu, dia memanggil orangtuanya dan memberi tahu mereka tentang situasi yang dihadapinya.
Orangtuanya patah hati dan bertekad untuk membelinya kembali, mereka lalu mengikuti anaknya itu ke Lunu.
Sayang, mereka kehilangan jejak Wang Wengxu dan tidak dapat menemukannya kembali.
Mereka akhirnya menyadari bahwa putri mereka tidak akan pernah pulang kembali.
Wang Wengxu tiba di Chang’an, melansir History of Royal Women, lalu dikirim ke istana Liu Ju (pewaris sesungguhnya).
Saat dia menari, putra Liu Ju, Liu Jin yang berusia tujuh belas tahun, melihatnya dan jatuh cinta padanya. Ibunya adalah seorang selir yang bermarga Shi.
Tidak lama kemudian mereka menikah, Wang Wengxu menjadi selir dari Cucu Kekaisaran.
Pada tahun 91 SM, dia melahirkan seorang putra bernama Liu Bingyi (calon Kasar Xuan dari Han), yang dikenal sebagai cicit Kekaisaran.
Sayangnya, kebahagiaan Permaisuri Wang Wengxu tidak bertahan lama, karena beberapa bulan setelah putranya lahir, ayah mertuanya dan Permaisuri Wei Zifu dituduh melakukan sihir.
Kaisar Wu memerintahkan eksekusi massal terhadap rumah tangga Liu Ju.
Mereka membunuh semua orang termasuk selir Wang Wengxu.
Satu-satunya yang selamat adalah putranya, yang diselamatkan oleh seorang pejabat bernama Bing Ji, yang mengasihani bayi itu dan melindunginya dari pembantaian.
Liu Bingyi kemudian naik takhta pada tahun 74 SM, dan menjadi Kaisar Xuan, yang kemudian mengangkat ibunya yang sudah meninggal ke status Permaisuri.
Gelar yang diberikan pada ibunya adalah ‘Permaisuri yang Berdukacita’.
Kaisar Xuan juga menghormati ibu Permaisuri Wang Wengxu, yang masih hidup, dengan menjadikannya Lady Boping, yang ketika meninggal menjadi Lady Sicheng.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari