Find Us On Social Media :

Setelah Nyaris Borong Iron Dome dari Negara Yahudi, Kini Ukraina Minta 1.000 Rudal Per Hari dari AS

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 27 Maret 2022 | 14:07 WIB

(Ilustrasi) Perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky

Intisari-Online.com - Sejak sebelum Putin mengumumkan invasi secara resmi, tepatnya saat Rusia baru mengerahkan lebih dari 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina, Volodymyr Zelensky sudah mencoba mencari jalan keluar.

Ukraina ingin menggunakan sistem pertahanan Iron Dome dari Israel untuk menghadapi kemungkinan serangan Rusia.

Namun Israel menolak penjualan rudal Iron Dome ke Ukraina. Hal ini diungkapkan oleh jurnalis dan penulis terkenal Israel, Nadav Eyal.

Dalam kolom yang ditulis untuk harian Israel, Yedioth Ahronoth, Eyal mengatakan, penolakan terjadi untuk menghindari keterlibatan Israel dalam krisis Rusia-Ukraina. 

Tel Aviv tidak mau ikut terlibat dalam konflik, karena Moskow juga menempatkan pasukannya di Suriah seiring konflik yang terjadi antara Israel dan Suriah.

Sementara itu, kini Ukraina diketahui telah memperbarui daftar permintaan bantuan militer dari pemerintah Amerika Serikat (AS).

Mengutip sebuah dokumen yang dipresentasikan kepada anggota parlemen AS, CNN melaporkan pada Kamis (24/3/2022), bahwa Ukraina baru-baru ini mengatakan kepada AS bahwa mereka sangat membutuhkan 500 rudal anti-tank Javelin dan 500 rudal pertahanan udara Stinger per hari.

Ukraina telah beberapa kali mengajukan daftar bantuan senjata ke AS dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: Dibocorkan Mata-Mata Ukraina, Terungkap Rusia Disebut Akan Menghentikan Invasi Militernya Pada Bulan Depan Tepat Pada Tanggal Ini, Hal Ini Jadi Alasannya

 Baca Juga: Meski Ukraina Sudah Babak Belur dan Hampir Semua Wilayahnya Dikuasai Rusia, Ini Alasan Ukraina Akan Terus Melakukan Perlawanan, Gelonggongan Senjata Dari NATO Ini Alasannya

Tetapi, permintaan baru-baru ini tampaknya mencerminkan meningkatnya kebutuhan Ukraina akan rudal anti-pesawat Stinger dan rudal anti-tank Javelin.

Daftar baru itu muncul saat Ukraina mengeklaim mereka menghadapi kekurangan senjata potensial di tengah serangan Rusia yang sedang berlangsung.