Find Us On Social Media :

Bahkan Seisi Eropa Nyaris Mengecam Ukraina, Cuma Negara Inilah yang Hampir Mustahil Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Apa Alasannya?

By Tatik Ariyani, Sabtu, 26 Maret 2022 | 15:49 WIB

(ilustrasi) Konflik Rusia-Ukraina

Intisari-Online.com - Setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada 24 Februari lalu, sejumlah negara di dunia telah menjatuhkan sanksi kepada negara tersebut.

Sanksi-sanksi tersebut seperti larangan investasi hingga pembekuan aset terhadap para pemimpin Rusia dan oligarki, serta penolakan akses ke bandara dan wilayah udara.

Akses Rusia ke sistem pembayaran internasional SWIFT juga telah dikurangi.

Mereka telah menjatuhkan sanksi untuk menghalangi Rusia melakukan invasinya terhadap Ukraina lebih lanjut.

Yang terbaru, AS dan sekutunya kembali meningkatkan tekanan pada Rusia atas serangannya ke Ukraina.

Melansir Reuters, AS telah memberlakukan sanksi baru terhadap puluhan perusahaan pertahanan, ratusan anggota parlemen serta kepala eksekutif bank terbesar Rusia.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) AS mengatakan di antara target sanksi baru adalah lebih dari 40 perusahaan pertahanan, termasuk Tactical Missiles Corp milik negara dan 28 perusahaan yang terkait, serta direktur umumnya.

Di antara negara-negara yang memberlakukan sanksi pada Rusia, ternyata ada negara yang memilih untuk tidak menjatuhkan sanksi karena adanya kepentingan menjaga hubungan baik dengan Rusia.

Baca Juga: Kecil-kecil Cabai Rawit, Ukraina Berhasil Bunuh Jenderal Keenam Rusia Lantaran Diduga Kerahkan Tim Intelijen Militer Khusus untuk 'Membidik' Perwira Rusia

Baca Juga: Sama-sama Dapat Warisan dari Uni Soviet, Rusia dan Ukraina Gunakan Artileri Usang Malka 2S7M 'Terkuat di Dunia', Milik Siapa yang Lebih Efektif?

Melansir 24h.com.vn, Sabtu (26/3/2022), Presiden Tayyip Erdogan menekankan bahwa Turki tidak akan berpartisipasi dalam sanksi terhadap Rusia.

Pernyataan bahwa Turki tidak akan berpartisipasi dalam sanksi terhadap Rusia diberitahukan oleh Erdogan kepada wartawan dalam penerbangan kembali dari KTT NATO pada 25 Maret.