Find Us On Social Media :

Gemparkan Dunia, Sampai Amerika Ikut Turun Tangan Menyelidikinya, Amerika Bocorkan Teori Mengerikan di Balik Jatuhnya Pesawat China yang Tewaskan 132 Penumpang Ini

By Afif Khoirul M, Kamis, 24 Maret 2022 | 15:09 WIB

Jatruhnya pesawat China Eastern Airlines, yang gemparkan dunia.

Di darat, tim penyelamat China belum banyak menemukan petunjuk dan kotak hitam pesawat belum ditemukan.

Saat Boeing 737-800 jatuh dengan cepat, kru tidak menjawab panggilan dari kontrol lalu lintas udara.

Kantor berita Bloomberg mengutip data yang menunjukkan bahwa Boeing 737-800 jatuh mendekati kecepatan suara lebih dari 966 km/jam, bahkan hingga 1.127 km/jam, sebelum kemudian menabrak lereng gunung.

Kecepatan suara adalah 1.225 km/jam di permukaan laut dan turun menjadi 1.067 km/jam di ketinggian 10.668 m.

Situs pelacak penerbangan Flightradar24 mengatakan Boeing 737-800 terbang lebih cepat dari biasanya.

Biasanya, pesawat jet tidak melebihi 464 km/jam pada ketinggian di bawah 3.048 m tetapi pesawat yang jatuh mencapai kecepatan 756 km/jam atau lebih pada ketinggian tersebut.

Baca Juga: Bak Kacang Lupa Kulitnya, Kim Jong Un Tolak Permintaan Bantuan Militer di Ukraina dari Putin, Lupa Dahulu Kakeknya Bisa di Singgasana Korut Semata-mata Dibantu Rusia

Baca Juga: Manfaatkan Situasi Panasnya Perang Rusia-Ukraina, China Malah Dapat Keuntungan Paling Besar! Tak Hanya Khianati Vladimir Putin, Rencana Jadi Negara Adidaya Kian Terwujud

Selanjutnya, Boeing 737-800 lolos dari kecelakaan pertama dan memulai pendakian singkat sebelum jatuh untuk kedua kalinya, menurut data FlightRadar24.

Secara khusus, pesawat berada di ketinggian hampir 9.000 meter sebelum jatuh pada 21 Maret.

Sekitar 20 detik kemudian, kecepatan pesawat melambat dan dalam 45 detik berikutnya, pesawat terus jatuh lebih dari 2.200 meter di atas tanah dan kemudian naik lagi.

Sekitar 15 detik kemudian, pada ketinggian 2.621 m di atas tanah, pesawat terus jatuh dan sekitar 30 detik kemudian, pesawat jatuh di lereng gunung.

Ini menunjukkan bahwa pilot mungkin telah mencoba menyelamatkan pesawat tetapi gagal.

Saat ini, upaya pencarian dan penyelamatan terhambat oleh hujan dan debu akibat kebakaran hutan saat pesawat itu jatuh.

Pihak berwenang China harus memobilisasi drone untuk membantu proses pencarian.