Find Us On Social Media :

Walau Cuma Musuh Ukraina, Ternyata Ini Alasan Rusia Sampai Repot-Repot Gunakan Senjata Berbahaya dengan Hulu Ledak Nuklir Ini

By Afif Khoirul M, Rabu, 23 Maret 2022 | 06:55 WIB

Ilustrasi rudal hipersonik Kinzhal

AS dan China juga sedang meneliti teknologi rudal ini, tetapi Rusia adalah negara pertama yang memproduksi dan bertempur.

Vasily Kashin, seorang ahli militer Rusia, mengatakan rudal Kinzhal memiliki kekuatan destruktif dan kehancuran yang besar, cocok untuk mencapai target yang lebih padat daripada menggunakan rudal jelajah.

Namun, beberapa ahli percaya bahwa rudal Kinzhal tidak akan mengubah arah konflik di Ukraina.

Pavel Felgenhauer, pakar militer Rusia lainnya, mengatakan Moskow meluncurkan rudal super paling canggih "untuk mencegah dan membingungkan tentara Ukraina".

Pakar militer Belgia Joseph Henrotin percaya bahwa Rusia mungkin kehabisan rudal balistik jarak pendek Iskander, sehingga harus beralih ke rudal Kinzhal.

Henrotin mengatakan bahwa rudal Iskander sejauh ini berkinerja baik dan tepat sasaran, sehingga penggunaan rudal hipersonik Kinzhal oleh Rusia menimbulkan tanda tanya besar.

Baca Juga: Bak Sanggup Menyulap Rudal Canggih AS Jadi Kaleng Kerupuk, Inilah 'Tank Terbang' Rusia, Bergeming Meski Sudah Dihantam Rudal, Lengkap dengan Pilot yang Bermental Baja

Baca Juga: Serangan Rusia Meningkat, Presiden Ukraina Malah Minta Dikirim Senjata Lawas Buatan Rusia Ini, Padahal Versi Terbarunya Sudah Ada

Pemerintah Ukraina mengkonfirmasi bahwa Rusia menggunakan rudal untuk menghancurkan target strategisnya, tetapi menolak untuk mengatakan jenis rudal apa yang digunakan Rusia.

"Penggunaan sistem rudal hipersonik Rusia yang sulit dicegat menandai eskalasi operasi khusus yang bertujuan memaksa Ukraina untuk melepaskan ambisinya untuk memperkuat hubungan yang lebih dekat dengan Barat," kata menteri pertahanan AS Lloyd Austin menjawab di CBS pada 20 Maret.

"Tapi saya tidak akan melihatnya sebagai pengubah permainan. Saya pikir alasan Rusia menggunakan senjata ini adalah karena mereka ingin menciptakan momentum," tambahnya.

Rusia telah mengklaim bahwa rudal Kinzhal "tak tertandingi", karena tidak ada negara lain yang melengkapi pesawat tempurnya dengan rudal hipersonik di luar negara ini.

Rudal tersebut hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk menghancurkan semua target dalam jangkauan serangan, setelah ditembakkan dari pesawat tempur MiG-31 atau pesawat pengebom strategis Tu-22M3.