Intisari - Online.com - Rudal hipersonik terlalu berlebihan dalam hal kecepatan dan bisa ditengarai dengan sistem peringatan awal.
Hal itu disampaikan oleh laporan dari pakar keamanan Amerika Serikat yang menyebut kemampuan rudal hipersonik terbilang jelek dibandingkan rudal balistik konvensional.
Mengutip South China Morning Post, China, Rusia dan Amerika Serikat telah mengeksplorasi potensi rudal ini, yang bisa berpindah pada ketinggian rendah sepanjang trayek ketinggian lebih rendah dan lebih datar dibandingkan rudal balistik antar benua.
Dengan ini, maka bisa dikurangi waktu yang diperlukan untuk berpindah dari peluncuran sampai dampak ledakan.
Rudal hipersonik juga mampu mengubah arah sekalinya dirilis dari peluncur roketnya.
Namun model komputasi menunjukkan walaupun rudal hipersonik dengan sistem pendorong peluncur lebih cepat dalam jarak pendek, rudal ini bisa jadi lebih lambat dibandingkan ICBM (rudal balistik antar benua) dalam jarak panjang.
Penyebabnya adalah tekanan tarikan atmosfer.
“Lebih jauh lagi, rudal hipersonik akan tetap terlihat untuk sistem peringatan awal yang ada di angkasa bagi sebagian besar penerbangan,” ujar laporan yang dipublikasi di Science & Global Security.
“Utamanya, hasil-hasil ini menunjukkan kemampuan dan dampak strategis dari senjata-senjata hipersonik untuk secara luas dibandingkan dari yang memiliki teknologi rudal balistik.
"Sementara senjata-senjata hipersonik menyaksikan beberapa keuntungan dasar dalam hal kemampuan bermanuver, pembatasan fisik fundamental karena penerbangan ketinggian rendah hanya memberikan keuntungan evolusi, bukan revolusi," tulis laporan tersebut dikutip dari SCMP.
KOMENTAR