Intisari - Online.com - Korea Utara bulan lalu menembakkan sebuah rudal balistik yang mampu menyerang teritori AS di Guam.
Pengujian ini merupakan pengujian terbaru yang mendemonstrasikan kemajuan tanpa henti program rahasia senjata nuklir Korea Utara.
Namun pakar menyebut Kim Jong Un mungkin hanya caper semata.
Melansir Financial Times, dari semua sistem rudal yang diuji dalam beberapa minggu ini, perkembangan generasi baru senjata dengan manuver hebat untuk melawan sistem pertahanan rudal adalah yang paling memicu perdebatan para pakar pertahanan.
"Kim Jong Un tidak ingin sekedar lebih banyak rudal, ia ingin rudal-rudal yang jauh lebih bagus," ujar Ankit Panda, pakar senjata nuklir di Carnegie Endowment for International Peace.
"Perlombaan senjata kualitatif telah dimulai dalam cara yang sangat besar."
Tidak seperti rudal balistik, yang mengikuti jalur parabola yang bisa ditebak dipengaruhi hanya oleh gravitasi dan atmosfer, jalur rudal yang bisa bermanuver bisa diubah dalam pertengahan penerbangan melalui manipulasi sirip dan sayap-sayap kecil, dan dalam beberapa kasus, sistem propulsi seperti mesin-mesin pernapasan udara.
Pada 5 Januari, Akademi Ilmu Pengetahuan Pertahanan Nasional Korea Utara meninjau peluncuran roket yang cocok dengan sebuah "kendaraan masuk kembali manuver" berbentuk kerucut.
Menurut media pemerintah Korea Utara, kendaraan tersebut membuat "pergerakan lateral 120 km dalam jalur penerbangan" sebelum mencapai target di perairan 700 km dari lokasi peluncuran di utara provinsi Chagang.
Enam hari kemudian, Kim menghadiri pengujian roket yang cocok dengan sebuah "hulu ledak meluncur hipersonik" yang membuat sebuah "peluncuran kembali" dan manuver 240 km sebelum menyerang targetnya.
KOMENTAR