Jauh Sebelum Iron Dome Jebol, Ternyata Korea Selatan Sudah Sangat Yakin Lebih Pilih Sistem Ini untuk Lindungi Negaranya dari Hantaman Rudal Korea Utara

Ade S

Penulis

Kolase Iron Dome Israel dan THAAD. Sama-sama sistem pertahana udara. Namun Korea Selatan lebih memilih THAAD.
Kolase Iron Dome Israel dan THAAD. Sama-sama sistem pertahana udara. Namun Korea Selatan lebih memilih THAAD.

Intisari-Online.com -Berita tentang Iron Dome Israel jebol setelah dihantam 3000 roket Hamas tengah menjadi perbincangan hangat.

Maklum, teknologi seharga triliunan rupiah buatan dalam negeri Israel ini diklaim memiliki berbagai kelebihan luar biasa.

Israel bahkan begitu percaya diri menyebut bahwa sistem pertahanan udaranya ini mampu melindungi Israel dari serangan musuh dari segala penjuru.

Belum lagi label mentereng yang disematkan kepada Iron Dome sebagai'game changer' dalam sistem rudal dunia.

Baca Juga: Iron Dome Jebol oleh Serangan Hamas, Begini 10 Tahun Sepak Terjang Iron Dome Israel sejak 2011

Tapikini titik lemah dari sistem pertahanan udara tersebut mulai terkuak dan menyebabkan 42 orang warga Israel tewas dan 3 bangunan roboh akibat hantaman roket Hamas.

Memang, jumlah korban jiwa Israel tak sebanding dengan jumlah korban jiwa dari pihak Palestina yang mencapai 188 orang dengan 55 orang di antaranya adalah anak-anak.

Hanya saja, perbandingan kekuatan militer Palestina dan Israel yang bak bumi dan langit jelas malah membuat wajah Israel tercoreng.

Kembali ke Iron Dome, Korea Selatan yang juga memiliki musuh tepat dibalik perbatasan negaranya, yaitu Korea Utara, ternyata sudah lebih dulu menolak menggunakan senjata tersebut.

Baca Juga: Setelah Iron Dome, Hamas Kini Targetkan Instalasi Gas Terpenting Israel dengan Roket-roketnya, Jika Berhasil Akan Jadi Pencapaian Besar

Bahkan penolakan tersebut jauh dilontarkan sebelum Iron Dome Israel jebol oleh hantaman roket Hamas.

Seperti kita ketahui, Korea Selatan selama ini selalu berada dalam posisi siap perang dengan Korea Utara.

Terlebih tetangga dekatnya tersebut berulang kali melontarkan ancaman sembari menguji coba rudal-rudal canggihnya.

Sadar akan kondisi Korea Selatan yang dirasa sama dengan dirinya, Israel pun kemudian mencoba melobi Korsel agar sudi membeli Iron Dome.

Sebuah roket yang diluncurkan dari Gaza dicegat oleh sistem Iron Dome Israel pada 11 Mei.
Sebuah roket yang diluncurkan dari Gaza dicegat oleh sistem Iron Dome Israel pada 11 Mei.

"Kita itu sama-sama negara kecil dengan situasi strategis yang sangat mirip," tutur Duta Besar Israel untuk Korea Selatan, Chaim Choshen, Selasa (2/5/2017), seperti dikutip dariYonhap.

"Jika Israel terancam oleh Iran, maka Korea Selatan terancam oleh Korea Utara, sehingga kita akan memiliki kerja sama yang baik dalam bidang pertahanan dan keamanan," tutur Choshen.

Selanjutnya Choshen pun mulai secara spesifik mempromosikan kelebihan Iron Dome yang diklaimnya sangat fleksibel di medan perang.

Kecanggihan Iron Dome, klaim Choshen, mampu menjadikannya sistem pertahanan udara terbaik yang mampu melindungi negara dari serangan segala jenis misil.

Baca Juga: Pantas Saja Militer Israel Tak Kalah-kalah, Hamas Sudah Tembakkan Lebih dari 2.000 Roket Tapi 90% Sukses Ditangkis, Semua Gegara Senjata Amerika Paling Canggih di Dunia Ini

Angka keberhasilan yang disodorkan oleh Choshen pun tidak main-main, yaitu mampu menembak jatuh lebih dari 1.300 roket jarak pendek yang dilancarkan ke Israel.

Namun, segala bujuk rayu Israel ternyata tetap tidak mampu untuk membujuk Korea Selatan untuk memborong Iron Dome.

Mereka sudah memiliki pilihan lain yang justru dikirim langsung oleh sahabat sejati Israel, yaitu Amerika Serikat.

Korea Selatan lebih memercayai sistem anti-rudal Terminal High Altitude Area Defence (THAAD) dari Amerika Serikat untuk melindungi negaranya dari hantaman rudal Korea Utara.

Cara kerja Iron Dome.
Cara kerja Iron Dome.

Pilihan ini bukan tanpa alasan, sebab meski sama-sama menjadi sistem pertahanan udara, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang akan menentukan kesesuain penggunaannya.

Iron Dome memang sangat canggih, namun memiliki jarak deteksi yang jauh lebih pendek dibandingkan dengan sistem THAAD.

Hal ini akan membuat pengguna Iron Dome rentan terkena hantaman rudal dengan hulu ledak nuklir yang jikapun bisa diledakan di atas langit negara penggunanya, tetap akan membahayakan masyarakat yang tinggal di bawahnya.

Di sisi lain, THAAD memiliki kemampuan untuk mencegat rudal balistik yang masih berada di jarak 200 km dengan ketinggian 150 km.

Baca Juga: Punya Puluhan Ribu Roket yang Siap Serang Iron Dome dan Bikin Israel Kewalahan, Kebanyakan Senjata Hamas Rupanya Dibuat Sendiri dengan Cara Seperti Ini

Berhubung musuh dari Korea Selatan adalah Korea Utara yang jelas-jelas memiliki rudal balistik dengan hulu ledak nuklir, maka akan lebih baik jika rudal-rudal tersebut dihantam jauh sebelum mendekati wilayah Korea Selatan.

Iron Dome yang memiliki jarak deteksi dekat dan dapat dipasang di tempat yang jauh lebih rendah, memang sangat efektif untuk menghadapi peluru artileri, seperti rudal-rudal milik Hamas.

Maka, jika Korea Utara beralih menggunakan roket-roket seperti Hamas, maka bisa jadi THAAD akan kewalahan menghadapinya.

Baca Juga: Mampu Jebol Iron Dome yang Jadi Hidup-Mati Israel, Peluncur Rudal Jenis Ini Ternyata Telah Lama Dimiliki TNI AD, Mampu Ratakan Target Seluas 1 Hektar dalam Sekejap

Artikel Terkait