“Tentara asing cenderung menampilkan kekerasan yang luar biasa di medan perang."
"Kehadiran mereka mendorong jatuhnya korban yang lebih tinggi dan mereka sendiri juga rentan terhadap kematian."
"Bagaimana jika beberapa tentara asing yang pergi ke Ukraina memiliki hubungan dengan kelompok teroris ekstremis?”, komentar Raffaello Pantucci, dosen di Pusat Studi Internasional S. Rajaratnam (Singapura).
Sementara ribuan tentara asing menuju Ukraina, banyak dari mereka yang menghadapi konsekuensi hukum yang merugikan di negara asalnya.
Kanada, AS, dan Inggris adalah tiga negara dengan warga paling banyak yang datang ke Ukraina untuk berperang, menurut Reuters.
Warga AS tidak dilarang ikut operasi militer negara lain, kata Departemen Luar Negeri.
Namun, Undang-Undang Kenetralan AS tahun 1974 melarang warga AS untuk terlibat dalam tindakan perang melawan pemerintah asing yang memiliki hubungan damai dengan Washington.
Di Inggris, Menteri Luar Negeri Lizz Truss pernah menyuarakan dukungan bagi warganya untuk pergi ke Ukraina guna membantu pertempuran.
Namun, pengumuman resmi dari Kantor Luar Negeri Inggris memperingatkan konsekuensi buruk jika warga negara ini pergi ke Ukraina untuk berpartisipasi dalam perang.
Undang-Undang Wajib Militer Asing Inggris tahun 1870 melarang warga negara bergabung dengan pasukan asing dalam pertempuran dengan negara yang memiliki hubungan damai dengan Inggris.