Find Us On Social Media :

Dunia Sempat Lega Pasokan Gas dan Energi Rusia Diganti Iran, Ternyata Pasokan Iran Dikabarkan Tak Siap Penuhi Kebutuhan Dunia, Ini Sebabnya

By May N, Kamis, 10 Maret 2022 | 17:59 WIB

Jaringan pipa Nord Stream 2 di Jerman mengalirkan gas alam dari Rusia

Sebagian besar hal ini menjelaskan mengapa Eropa menerapkan sanksi skala penuh pada ekspor energi Rusia, terutama pada gas alamnya, yang bernilai 40% impor Eropa.

"Perihal gas alam, ada halangan infrastruktur mendasar dengan Iran terhubung dengan jalur gas hanya ke beberapa negara, pertama dan utama Irak dan Turki, dan tidak punya terminal LNG," ujar David Jalilvand, direktur Orient-Matters, konsultan di Berlin.

"Lebih jauh, Teheran berupaya bertemu tuntutan lokal untuk gas alam dan tidak punya kapasitas menutup ekspor dalam periode pendek dan menengah," ujarnya.

"Bahkan jika Iran mengatasi masalah kapasitas dan infrastruktur, Teheran punya kemungkinan kecil melanggar Rusia dalam pasar ekspor kunci mereka, Eropa, tapi akan mencoba merambah pasar Asia, di mana pertumbuhan jangka panjang paling kuat," tambah Jalilvand.

"Namun ambisi Iran untuk segera meraih saham pasar global menunjukkan mereka akan mencari cara menjadi pemain global, terutama sekarang yang mana harga minyak mentah meningkat ke tingkat tak terkira hampir USD 130 per barel.

Scott Montgomery, seorang ilmuwan geografi dan anggota fakultas di Jackson School of International Studies di University of Washington, yakin akan ada pengembalian JCPOA penuh dan Iran akan mampu menggantikan ekspor minyak Rusia dalam 6-8 bulan ke depan, mungkin akhir tahun 2022.

Baca Juga: 'Saudara Muslim, Anda Tidak Diizinkan Masuk Surga', Kisah Batalion Azov Gunakan Peluru yang Diolesi Minyak Babi, Putin Bakal Makin Senang karena Temukan Ini

Baca Juga: Warganya Bisa Berhenti Masak, Negara Ini Diprediksi Bakal Jauh Lebih Sengsara dari Indonesia Jika Harga Minyak Goreng Melesat Usai Rusia Serang Ukraina, Ini Pemicunya!

"Perkiraanku menunjukkan bahwa jika sanksi diangkat sekarang, Iran dapat memproduksi cukup minyak untuk mengekspor tambahan 1 - 1.2 juta barel per hari secara langsung, dan kemungkinan dua kali lipat sebelum akhir 2022. Jika sebagian besar dari produksi ini dialirkan ke Eropa, mayoritas besar minyak Rusia, katakan saja 2.4 juta barel per hari bisa digantikan," ujarnya dikutip Asia Times.

"Dalam beberapa tahun saja, katakan 2025 atau 2026, kapasitas produksi Iran dapat kembali di atas 4 juta barel per hari atau lebih tinggi."

Montgomery yang mengikuti negosiasi JCPOA dengan seksama, menyebut rekoneksi Iran ke dunia lewat kesepakatan nuklir baru akan menimbulkan pemulihan ekonomi untuk dunia mereka dan menjadi berkah terselubung untuk Barat dengan rasionalisasi kerjasama dalam perihal keamanan energi.

"Warga Iran itu cerdik. Mereka tahu Barat, seperti halnya timur, sangat ingin kesepakatan itu berhasil, sehingga Iran bisa lagi menjadi eksportir besar dan membantu menstabilisasi pasar minyak global secara khusus. Kenyataan ini kini menitikberatkan jumlah prospek larangan untuk minyak Rusia dan ekspor gas ke Barat," ujarnya.