Find Us On Social Media :

Unit 124 'Pasukan Kematian' Korea Utara 'Merayap' di Malam Hari untuk Lakukan 'Eksekusi Berdarah' Presiden Korsel di Rumahnya pada 1960-an

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 10 Maret 2022 | 15:33 WIB

Pasukan komando Korea Utara mencoba membunuh presiden Korea Selatan di rumah

Mereka menghabiskan dua minggu penuh untuk mempraktikkan penggerebekan dalam rekonstruksi skala penuh kompleks Kepresidenan Korea Selatan, Blue House.

Ketika saatnya tiba, pasukan komando melintasi DMZ tanpa terdeteksi melalui sektor yang dikendalikan oleh Divisi Infanteri ke-2 Angkatan Darat AS.

Seoul berjarak tiga hari perjalanan dan 'pasukan kematian' bergerak pada malam hari lalu mendirikan tenda sebelum fajar menyingsing.

Malam berikutnya, mereka melakukan hal yang sama, kali ini mendirikan tenda di Gunung Simbong.

Namun, di sana warga Korsel yang tengah mengumpulkan kayu bakar memergoki pasukan komando Korea Utara dan mereka segera melapor ke pihak berwenang.

Tentara Republik Korea Selatan (ROKA) kemudian mengirim tiga batalyon ke pegunungan untuk mencari orang Korea Utara.

Baca Juga: Gara-Gara Punya Senjata yang Bisa Hancurkan Amerika Hingga Berani Menantang 'Anak Emasnya' Negara Ini Nasibnya Bakal Seperti Korea Utara Dicecar Habis-Habisan Oleh AS

 Baca Juga: 'Rencana Cerdik Kim Jong Un' untuk Mengelabui Amerika, Sembunyikan Rudal Korea Utara di Bawah Tanah dekat Perbatasan China, Rupanya Ini Tujuannya

Komando masih bisa memasuki ibu kota Korea Selatan malam itu, di mana mereka menyamar dan berganti dengan seragam ROKA.

Mereka berbaris seperti pasukan ROKA biasa ke dalam jarak 100 meter dari rumah Presiden.

Saat itulah patroli polisi menghentikan mereka dan seorang kepala polisi yang mencurigakan mulai menanyai mereka.

Pasukan Korea Utara ini segera menembak kepala polisi, kemudian menerangi pos pemeriksaan dengan granat.