Find Us On Social Media :

Mengerikannya Kamp Konsentrasi 'Gulag' Uni Soviet, 4.000 Nyawa Lebih Melayang Setelah Joseph Stalin 'Menjadikan' Para Tawanan Politik dan Kapitalis Desa Pemakan Sesama

By Muflika Nur Fuaddah, Rabu, 9 Maret 2022 | 16:06 WIB

Kelompok tahanan di Sakhalin, pulau penjara terpencil, c. 1903.

Intisari-Online.com - Pada tahun 1930, Joseph Stalin mengirim 6.700 petani ke pengasingan.

Partai Komunis melabeli petani makmur atau kapitalis pedesaan sebagai “kulaks.”

Tak sampai di situ, mereka bahkan dikutuk untuk bekerja sampai mati di sebuah pulau yang tidak dikenal.

Hampir 5.000 orang tewas di salah satu kamp kematian Joseph Stalin paling mengerikan yang dikenal sebagai Gulag

Ketika kekacauan yang terjadi telah reda, pemerintah Soviet berhasil menutupi salah satu insiden kejahatan kemanusian paling meresahkan ini.

Melansir wearethemighty.com, tahanan politik rezim Joseph Stalin dipaksa tinggal di pulau kecil tak berpenghuni dan harus 'babat alas' untuk mendirikan pemukiman.

Awal kejadian mengerikan dimulai pada Mei 1930, ketika sebuah kapal mendarat di pulau Nazinsky untuk mengantarkan sekitar 3.000 “pemukim.”

Pada saat itu Uni Soviet mulai menderita kelaparan. Deportasi dilakukan dengan cepat.

Baca Juga: Disebut-sebut Bertanggung Jawab Atas Peristiwa G30S/PKI, DN Aidit Merasa Hanyalah ‘Anak Bawang’, Inilah Dedengkot PKI yang Pernah Bertemu dengan Stalin di Moskow

Baca Juga: Mengenal Tokoh Komunis di Dunia: Inilah Joseph Stalin dan Bagaimana Rusia di Tangan Pemimpin Otoriter yang Tak Segan Bunuh Jutaan Warganya

Setelah mereka diusir dari rumah mereka, para kulak harus diangkut ke pulau di Siberia Utara dan dipaksa bekerja.

Dokumentasi resmi menyatakan bahwa proyek rekayasa sosial diarahkan untuk membangun jaringan kamp kerja paksa, tetapi kulak sebenarnya bisa siapa saja.

Ratusan orang ditangkap bersama dengan tahanan politik yang tidak setuju dengan reformasi Stalin.

Pada saat yang sama, mereka yang tidak memiliki paspor internal dianggap bukan warga negara Soviet penuh dan tidak memiliki hak serikat pekerja.

Untuk alasan yang sama, mereka dideportasi ke pulau yang penuh dengan tahanan politik dan penjahat biasa.

Dengan sumber daya dan pengalaman yang terbatas untuk menangani para tahanan, pihak berwenang juga tidak peduli.

Pulau Nazinsky adalah rawa terpencil tanpa bangunan, makanan, atau rantai pasokan untuk memberi makan semua tawanan.

Untuk menjerumuskan situasi yang sudah menyedihkan lebih jauh, 1.200 tahanan tambahan dibawa ke pulau itu.

Baca Juga: Ideologinya Padahal Bertentangan dengan Pancasila, Ternyata Begini Awal Mula PKI Bisa Masuk Indonesia, Ternyata Ada 2 Tokoh yang Disebut Lebih Berbahaya dari DN Aidit

 Baca Juga: Pantas Saja Terjadi Bencana Kelaparan di Korea Utara, Negara Itu Pilih Meniru Sistem Pertanian Satu Pemimpin Tiran yang Pernah Sebabkan Jutaan Orang Mati Kelaparan

Awalnya mereka dirimi tepung untuk membuat roti, tapi tidak ada pertanggungjawaban atas persediaan itu.

Para pemukim juga tidak tidak diberi alat untuk mengolah sesuatu di tempat yang tidak ada makanan, tidak ada tempat berlindung, cuaca buruk, tanpa hukum. 

Dalam beberapa minggu, keadaan menjadi sangat kacau hingga terjadi praktik memakan sesama manusia.

Para pemukim meminta makanan dan komunisme memberi mereka lebih banyak mayat hidup.

Seorang tahanan yang masih hidup menceritakan ulang sejarah itu dan mengatakan bahwa orang-orang makan daging manusia panggang.

Pada pertengahan Juni, tampak jelas bahwa proyek itu gagal dan Uni Soviet mengakhiri kekejaman ini.

Diperkirakan lebih dari 4.000 meninggal, hanya sekitar 2.200 tawanan yang dikirim ke kamp kerja lain. 

Baca Juga: Senjata Bernyanyi Kremlin, Kobarkan Semangat Pasukan Soviet Lewat Lagu-lagu Propaganda ke Medan Perang Garis Depan hingga Buat Stalin Terkesan!

 Baca Juga: Ketika Pemimpin Yugoslavia 22 Kali Gagal Dibunuh oleh Penguasa Uni Soviet, 'Berhenti Mengirim Orang untuk Membunuh'

(*)