Find Us On Social Media :

Rusia-Ukraina Makin Panas, Kim Jong-Un Cari Kesempatan? Korsel dan Jepang Deteksi Korea Utara Lakukan Aktivitas Ini hingga Peringatkan Kapal-kapal Menjauh

By Khaerunisa, Minggu, 27 Februari 2022 | 13:50 WIB

Ilustrasi. Peluncuran Rudal di Korea Utara.

Jika aktivitas Korea Utara terbaru seperti yang dilaporkan Jepang dan Korea Utara, maka itu akan menjadi unjuk kekuatan kedelapan rezim Kim Jong-un tahun ini.

Uji coba rudal Korea Utara bulan lalu disebut oleh beberapa ahli sebagai upaya untuk menyempurnakan teknologi senjatanya dan menekan pemerintahan Joe Biden untuk membuat konsesi seperti keringanan sanksi ekonomi.

Korea Utara kemudian menghentikan aktivitas pengujian setelah dimulainya Olimpiade Musim Dingin di China, yang merupakan sekutu utama dan jalur ekonomi terakhirnya.

Beberapa ahli telah memperkirakan Korea Utara akan melanjutkan tes dan kemungkinan meluncurkan senjata yang lebih besar setelah Olimpiade.

Melansir NK News (24/2/2022), Konflik Rusia-Ukraina yang dapat memberikan perlindungan bagi Korea Utara untuk melakukan uji coba rudal jarak jauh tanpa hukuman telah diprediksi para ahli.

“Korea Utara mungkin berpikir Washington terganggu dan terbebani oleh invasi Rusia dan tidak akan dapat merespons dengan penuh semangat, atau sama sekali, jika DPRK melanjutkan pengujian rudal jarak jauh,” kata Evans Revere, salah satu mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS dan pengamat Korea.

Baca Juga: Yang Kena Banyak Sanksi Rusia, Mengapa Rudal BrahMos India Terancam Tak Bisa Dijual ke Negara-negara yang Berminat Membeli?

Baca Juga: Tak Heran Rusia Tak Peduli Walau Diberi Sanksi Seisi Bumi, Ternyata China Datang Bak Malaikat Penolong Bagi Rusia Berikan Bantuan Ini Untuk Melawan Sanksi Barat

Seorang pakar Rusia yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan hal serupa, bahwa ketegangan di Ukraina memberikan peluang bagus untuk melakukan peluncuran tambahan tanpa konsekuensi.

“AS terlalu sibuk dengan Ukraina,” jelas pakar itu. “Pada saat yang sama Rusia – terutama Rusia sekarang– dan China tidak akan mendukung sanksi baru apa pun terhadap Korea Utara.”

Moskow dan China telah berulang kali menekan PBB untuk membatalkan sanksi terhadap Korea Utara dan mencemooh sanksi sepihak Washington yang diterapkan bulan lalu sebagai tanggapan atas uji coba rudal baru-baru ini.

Bahkan peluncuran rudal jarak menengah (IRBM) Hwasong-12 Korea Utara pada 30 Januari, rudal paling kuat yang diuji sejak 2017, gagal menghasilkan konsensus di Dewan Keamanan PBB.

Beberapa ahli menafsirkan uji IRBM sebagai pertanda rudal balistik antarbenua (ICBM) dan uji coba nuklir dalam waktu dekat. Sementara situasi Ukraina dapat mempercepat rencana ini, kata Revere kepada NK News.

“Jika program pengujian DPRK memang dirancang untuk memaksa AS berkompromi pada isu-isu penting bagi Pyongyang, seperti sanksi, Korea Utara dapat menghitung bahwa sekaranglah saatnya untuk benar-benar memaksakan masalah tersebut dengan Washington, termasuk melalui uji coba nuklir,” katanya.

Baca Juga: Kemarahan Putin Makin Meluas, Presiden Rusia itu Bersumpah Bakal Lawan Finlandia dan Swedia Jika NATO Izinkan Kedua Negara Bergabung

Baca Juga: Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Merupakan Hal yang Harus Dipertahankan, Ini Penjelasannya

(*)