Intisari-Online.com - Kekuatan besar dunia memberlakukan sejumlah sanksi baru terhadap Rusia segera setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina pada dini hari 24 Februari.
India sebagai importir utama senjata Rusia pun turut terkena dampaknya.
Setelah sanksi barat terhadap Moskow, beberapa pakar pertahanan menyatakan kekhawatiran bahwa militer India menghadapi “prospek suram dan mengkhawatirkan dari peralatan pertahanan Rusia yang terputus dan tertunda tanpa henti, penting untuk memastikan kesiapan operasional”, kata sebuah artikel yang diterbitkan oleh The Wire.
India sedang membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia, beberapa di antaranya ditempatkan di Punjab di India utara untuk menggagalkan potensi serangan dari China dan Pakistan.
Melansir The EurAsian Times, Sabtu (26/2/2022), India juga baru-baru ini menandatangani kontrak untuk senapan AK-203 dengan produksi yang dijadwalkan akan segera dimulai di India.
India juga membeli kapal perang dari Rusia yang ditandatangani pada 2018 untuk memasok empat fregat siluman kelas Talwar yang canggih ke Angkatan Laut India.
Kapal perang itu seharusnya ditenagai oleh mesin turbin gas yang dipasok oleh perusahaan Ukraina. Invasi Rusia membuat prosesnya menjadi rumit.
Namun, yang paling mengkhawatirkan adalah rudal BrahMos.
BrahMos (dari Brahmaputra dan Moskow) dimulai pada 1990-an sebagai proyek bersama antara Rusia dan India untuk mengembangkan versi India dari rudal jelajah P-800 Oniks.
Sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan Eropa terhadap Rusia dapat membahayakan kontrak ekspor rudal jelajah BrahMos India baru-baru ini senilai $375 juta dengan Filipina.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR