Find Us On Social Media :

Kisah Lin Zhao, Revolusioner Wanita Komunis yang Jadi Pembangkang, Gunakan Jepit Rambut sebagai Pena dengan Tinta dari Darahnya Sendiri untuk Tulis Prosa dan Puisi Anti-Partai Komunis China

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 25 Februari 2022 | 12:10 WIB

Gunakan darahnya sendiri sebagai tinta, untuk menulis prosa dan puisi anti-komunis, inilah Lin Zhao.

Pada tahun 1954, Lin mendaftar di Universitas Beijing, di tempat ini dia belajar sastra dan puisi.

Kehidupan universitas memoderasi pandangan politik Lin dan dia mulai mempertanyakan komitmennya terhadap Mao dan partai.

Dia diam-diam masuk Kristen dan secara terbuka mengkritik kebijakan PKC selama Kampanye Seratus Bunga.

Oleh karena itu, Lin lalu diskors dari studinya dan diberikan pekerjaan kasar di sekitar universitas, seperti membunuh nyamuk.

Pada tahun 1960, dia diizinkan bergabung dengan orangtuanya di Shanghai karena sakit, melansir alphahistory.

Di Shanghai, Lin bergabung dengan kelompok mahasiswa bawah tanah dan terus memproduksi artikel-artikel yang menghasut, beberapa di antaranya merinci bagaimana kelaparan yang ditimbulkan oleh program Mao, Lompatan Jauh ke Depan.

Baca Juga: Kisah Soong Mei-Iing, Tokoh Wanita China Berpengaruh di Abad ke-20, Cantik, Berkharisma, Berpendidikan, Pidatonya Pukau Amerika untuk Berikan Dukungan pada China Lawan Agresi Jepang

 Baca Juga: Pimpin Pasukan Selir Raja yang Dilatihnya untuk Selamatkan Raja, Inilah Lin Siniang, Pejuang Wanita China yang Telah Gunakan Pedang Mematikan Sejak Usia Dini, Sempat Jadi Pelacur Karena Kemiskinan

Dia juga menulis beberapa puisi dengan tema liberal atau anti-komunis.

Lin ditangkap pada Oktober 1960 dan ditahan selama beberapa tahun tanpa pengadilan.

Dia diperlakukan dengan buruk di penjara tetapi terus menulis prosa dan puisi anti-PKC, kadang-kadang menggunakan jepit rambut yang dicelukan ke dalam darahnya sendiri, sebagai tinta.

Pada tahun 1965, Lin dijatuhi hukuman 20 tahun penjara, tetapi Revolusi Kebudayaan mengubahnya menjadi hukuman mati karena ‘menyerang, mengutuk, dan memfitnah secara gila-gilaan’ Mao Zedong dan partainya.