Find Us On Social Media :

Bak Sudah Tahu Jika Rusia Bakal Serang Ukraina, China Beri Instruksi Khusus Soal Pemberitaan Terkait Konflik di Donbass, Ini Isinya Sebelum Dihapus

By Mentari DP, Kamis, 24 Februari 2022 | 18:30 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan invasi ke Ukraina.

Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan invasi ke Ukraina.

Tepatnya Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan operasi militer khusus ke wilayah Ukraina timur.

Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana dengan sikap China?

Diketahui Rusia dan China adalah negara sekutu. Keduanya juga bermusuhan dengan Amerika Serikat (AS) dan barat.

Akan tetapi sikap China mengenai konflik Rusia dan Ukraina berbeda.

Awalnya, Presiden China Xi Jinping terlihat mendukung Putin.

Namun beberapa hari lalu China mengatakan tidak akan memberi bantuan secara militer kepada Rusia.

Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam Konferensi Keamanan Munich pada 20 Februari 2022.

Baca Juga: Seisi Eropa Bisa Jadi Medan Perang! Vladimir Putin Resmi Perintahkan Operasi Militer Khusus ke Ukraina, Skenario Perang Dunia 3 Ternyata Bisa Terjadi, Ini Penyebabnya

Baca Juga: Rekaman Detik-detik Ledakan Dahsyat Terjadi Hanya Beberapa Saat Setelah Vladimir Putin Perintahkan Invasi ke Ukraina, Rusia Langsung Bombardir 4 Kota Sekaligus

“Kedaulatan, kemerdekaan, dan keutuhan wilayah semua bangsa harus dilindungi dan dihormati," kata Wang Yi seperti dilansir dari 24h.com.vn pada Selasa (22/2/2022).

"Ini adalah hal mendasar dalam hubungan internasional, yang diabadikan dalam piagam PBB. Ukraina tidak terkecuali."

Para ahli di China juga menyakini bahwa Presiden Xi Jinping tidak mau terlibat dengan konflik Rusia dan Ukraina menggunakan militer.

China malahan memberi dukungannya ke Ukraina. Bahkan begini cara media China membuat liputan Rusia-Ukraina.

Dilansir dari nypost.com pada Kamis (24/2/2022), Horizon News, bagian dari Beijing News, memposting "instruksi" tentang cara menutupi ketegangan yang meningkat ke halaman Weibo-nya pada hari Selasa.

Diketahui China telah memperkuat aliansinya dengan Rusia dalam beberapa tahun terakhir dan kedua negara juga menjadi mitra ekonomi yang semakin aktif.

Perdagangan antara China dan Rusia telah tumbuh dari 10,7 miliar Dollar AS pada tahun 2004 menjadi 140 miliar Dollar pada tahun 2021, menurut think tank Carnegie Moscow Center.

Baca Juga: Bak Diseret ke Lorong Waktu 1 Abad Silam, Terungkap Nasib AS Jika Sampai Gagal Cegah Invasi Rusia ke Ukraina, Hanya Butuh Satu Langkah Skakmat dari Negara Ini

Baca Juga: Pantesan Dicap Pembantaian Terburuk, Rupanya Rakyat China Pernah Ditindas Jepang Saat Perang Dunia II, Dijadikan Bahan Eksperimen Kejam Hanya Dengan Gunakan Hewan Kecil Ini

Nah, terkait konflik Rusia dan Ukraina, China yang memang terkenal sangat membatasi media massanya.

Outlet berita di negara itu dibatasi dalam apa yang dapat mereka katakan tanpa campur tangan pemerintah.

Dalam posting Weibo, Horizon News menyatakan bahwa konten apa pun yang menggambarkan Rusia secara tidak baik tidak akan dipublikasikan.

Hal yang sama berlaku untuk pembingkaian pro-Barat.

Kemudian pada hari Selasa, posting Weibo telah dihapus.

"Sederhananya, China harus mendukung Rusia dengan dukungan emosional dan moral sambil menahan diri dari menginjak-injak Amerika Serikat dan Uni Eropa," Ming Jinwei, editor senior di Kantor Berita Xinhua, menulis dalam blog WeChat yang dikutip oleh Pos. Xinhua adalah agen pers resmi pemerintah China.

"Di masa depan, China juga akan membutuhkan pengertian dan dukungan Rusia ketika bergulat dengan Amerika untuk menyelesaikan masalah Taiwan sekali dan untuk selamanya," tambah editor itu kemudian.

Baca Juga: Plin-plan, Kemarin Ngaku Dukung Rusia, Kini China Malah Mendadak Ngaku Dukung Ukraina, Benarkah China Cuma Mau Ambil Untung Ini dari Konflik Tersebut?

Baca Juga: Pantas Prabowo Sampai Ngebet Borong Rafale, China Bak Tak Punya Otak Ingin Jadikan Indonesia Medan Perang, Insiden Terbaru di Laut Arafura Ini Jadi Bukti