Find Us On Social Media :

Serangan Umum 1 Maret 1949 Merupakan Serangan yang Bertujuan untuk Buktikan Hal Ini

By Khaerunisa, Rabu, 23 Februari 2022 | 15:25 WIB

Ilustrasi. Pasukan Belanda menunggu keberangkatan dari Semarang ke Yogyakarta dalam Agresi Militer Belanda II.

Untuk sektor kota sendiri ditunjuk Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan.

Pada saat yang bersamaan, fokus penyerangan juga dilakukan di Surakarta, guna menahan tentara Belanda dalam pertempuran, untuk tidak mengirimkan bantuan ke Yogyakarta.

TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Tepat pukul 12.00 siang, sebagaimana yang telah ditentukan semula, seluruh pasukkan TNI mundur.

Baca Juga: Vladimir Putin Kian Terpuruk! Setelah Ditinggal China Sebagai Sekutu Terkuatnya, Kini Rusia Kehilangan Proyek Rp162 Miliar, Ekonomi Negeri Beruang Merah Langsung Runtuh

Baca Juga: Balas Dendam Istrinya Dibunuh, Raja Pedro I Gali Jasad Istrinya dan Paksa para Bangsawan Membungkuk serta Cium Tangan Istrinya saat Penobatan

Berita kemenangan TNI ini kemudian menyebar hingga akhirnya sampai ke Washington D.C, Amerika Serikat.

Di sana, saat itu PBB sedang bersidang dan diikuti oleh perwakilan Indonesia.

Maka, Serangan Umum 1 Maret 1949 juga turut menunjang perjuangan diplomasi di Dewan Keamanan PBB.

Serangan Umum 1 Maret 1949 berhasil memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan di PBB, sekaligus memperlemah dan membuat posisi Belanda menjadi terdesak.

Dengan kemenangan Serangan Umum 1 Maret 1945, Indonesia memiliki posisi yang kuat dalam perundingan tersebut

Kemenangan ini menjadi bukti masih utuhnya kekuatan TNI dan negara Republik Indonesia di mata dunia.

Baca Juga: Dampak Serangan Umum 1 Maret 1949 yang Berhasil Duduki Yogyakarta Selama 6 jam

Baca Juga: Ditandatangani di Awal Kemerdekaan Indonesia sebagai Upaya Penyelesaian Konflik dengan Belanda, Inilah Isi Perjanjian Linggarjati

(*)