Find Us On Social Media :

Serangan Umum 1 Maret 1949 Merupakan Serangan yang Bertujuan untuk Buktikan Hal Ini

By Khaerunisa, Rabu, 23 Februari 2022 | 15:25 WIB

Ilustrasi. Pasukan Belanda menunggu keberangkatan dari Semarang ke Yogyakarta dalam Agresi Militer Belanda II.

Beberapa panglima besar seperti Soedirman, Bambang, dan Hutagulung membuat jaringan dan pasukan di wilayah divisi 2 dan 3. Yogyakarta berada pada wilayah divisi 3 pada saat itu.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX kemudian menyarankan penyerangan dan mengirim surat izin kepada Jendral Soedirman.

Setelah disetujui, Sri Sultan Hamengkubuwono IX kemudian bertemu dengan Letkol Soeharto untuk membicarakan penyerangan ini.

Ketika segala perencanaan dirasa matang, pada pagi hari, 1 Maret 1949, serangan secara besar-besaran dilakukan.

Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan serangan yang bertujuan untuk membuktikan kepada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Negara Indonesia masih ada dan kuat.

Pada akhirnya, dengan Serangan Umum 1 Maret 1949, tujuan tersebut dapat dicapai.

Baca Juga: Harganya Murah Meriah, Makan Ubi Rebus Ternyata Bisa Mencegah 3 Penyakit yang Banyak Diderita Orang ini

Serangan Umum 1 Maret 1949 yang Berhasil Buktikan NKRI Masih Utuh

Pada pagi hari tanggal 1 Maret 1949, serangan besar-besaran dilakukan secara serentak terhadap Belanda di seluruh wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Sekitar pukul 06.00 WIB, sirine berbunyi dari segala penjuru kota, menandakan serangan mulai dilancarkan.

Dalam serangan yang dilakukan oleh jajaran tinggi militer di wilayah Divisi III/GM tersebut Letkol Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Komandan Wehrkreise langsung memimpin pasukan dari sektor barat sampai ke batas Malioboro.

Kemudian, sektor timur dipimpin Ventje Sumual, sektor selatan dipimpim Mayor Sardjono, sedangkan sektor utara dipimpin oleh Mayor Kusno.