Find Us On Social Media :

Akibatkan Banyak Korban dari Pihak Lawan, Mangkunegara I pun Diberi Julukan Pangeran Sambernyawa, Begini Kepemimpinan dan Perjuangannya yang Harus Hadapi Tiga Musuh Sekaligus

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 19 Februari 2022 | 19:00 WIB

Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa, yang menyepakati Perjanjian Salatiga dengan Pakubuwono III.

Intisari-Online.com – Praja Mangkunegaran merupakan kadipaten agung di Jawa bagian tengah selatan yang didirikan oleh Mangkunegara I atau Raden Mas Said.

Lahir sebagai Raden Mas Said di Kartasura pada 7 April 1725, Mangkunegara I adalah putra dari Pangeran Arya Mangkunegara dan ibunya, Raden Ajeng Wulan.

Arya Mangkunegara merupakan putra sulung Amangkurat IV, penguasa Mataram periode 1719-1726.

Oleh karena itu, Mangkunegara memiliki hak kedua sebagai pewaris takhta.

Secara terang-terangan, ayahnya mengatakan anti-VOC, yang membuat dirinya harus dibuang ke Sailan atau Srilanka oleh VOC, ketika itu Mas Said baru berusia 2 tahun

Dan inilah yang membuat Mas Said harus melanjutkan perjuangan sang ayah.

Dalam satu titik kehidupannya saat dewasa, Mas Said harus melawan tiga musuh sekaligus, yaitu VOC, Kasunanan Surakarta, dan Kesultanan Yogyakarta.

Sepak terjang Mas Said yang tidak mudah dihentikan bahkan mengakibatkan banyaknya korban dari pihak lama, membuatnya dijuluki Pangeran Sambernyawa.

Baca Juga: Pecahnya Kerajaan Mataram Setelah Perang Jawa, Pemberontakan dari Keluarga Sendiri Akibat Pakubuwana Ingkar Berikan Hadiah Bagi yang Sanggup Tumpas Pemberontakan Itu?

 Baca Juga: Gagahnya Legiun Mangkunegaran: Bala Tentara Jawa Sekuat Militer Eropa yang Mahir Gunakan Keris hingga Sumpit sebagai Senjatanya, Prajurit Wanitanya Bahkan Piawai Main Musik

Perjuangan Raden Mas Said dimulai dengan pemberontakan Laskar Tionghoa di Kartasura pada 30 Juni 1942, yang dipimpin oleh Raden Mas Garendi, ketika itu Mas Said tengah berusia 19 tahun.

Mas Said bergabung bersama pasukan lain untuk menuntut keadilan dan kebenaran atas harkat dan martabat orang-orang Tionghoa dan rakyat Mataram, yang ditindas oleh VOC dan rajanya sendiri, Pakubuwono II.