Find Us On Social Media :

Tewaskan Seperlima Jumlah Penduduk Selama Empat Tahun, Inilah Kekejaman Rezim Pol Pot, Pemimpin Komunis Khmer Merah Kamboja yang Dalam Operasi Gerilya Terima Dukungan Senjata dari China

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 12 Februari 2022 | 13:25 WIB

Pol Pot, pemimpin Khmer Merah Kamboja, yang tewaskan seperlima jumlah penduduk selama empat tahun.

Intisari-Online.com Pol Pot adalah seorang pemimpin politik, yang pemerinahan komunis Khmer Merahnya memimpin Kamboja dari tahun 1975 hingga 1979.

Selama waktu itu, diperkirakan 1,5 hingga 2 juta orang Kamboja meninggal karena kelaparan, eksekusi, penyakit, atau kerja berlebihan.

Salah satu pusat penahanan, S-21, sangat terkenal, hanya tuhuh dari sekitar 20.000 orang yang dipenjara di sana diketahui selamat.

Khmer Merah, berupaya untuk merekayasa sosial masyarakat komunis tanpa kelas, secara khusus membidik kaum intelektual, penduduk kota, etnis Vietnam, pegawai negeri sipil, dan pemimpin agama.

Beberapa sejarawan menganggap rezim Pol Pot sebagai salah satu yang paling biadab dan membunuh dalam sejarah.

Lahir dengan nama Saloth Sar, namun lebih dikenal dengan nom de guerre Pol Pot, lahir pada tahun 1925 di desa kecil Prek Sbauv, yang terletak sekitar 160,93 km di utara ibu kota Kamboja, Phnom Penh.

Keluarganya relatif makmur dan memiliki sekitar 50 hektar sawah, atau kira-kira 10 kali rata-rata nasional.

Pada tahun 1934, Pol Pot pindah ke Phnom Penh, di mana dia menghabiskan satu tahun di sebuah biara Buddha sebelum mengikuti sekolah dasar Katolik Prancis.

Baca Juga: Utopianya Mustahil Diwujudkan hingga Tewaskan Jutaan Orang, Ini 4 Realita Kehidupan di Bawah Rezim Brutal Pol Pot, Termasuk Ciptakan 'Golongan Budak'

 Baca Juga: Kisah Kamboja yang Terbagi Dua Akibat Perang di Negerinya Sendiri

Pendidikan Kambojanya berlanjut hingga tahun 1949, ketika dia pergi ke Paris dengan beasiswa, di sana dia belajar teknologi radio dan aktif di lingkungan komunis.

Ketika Pol Pot kembali ke Kamboja pada Januari 1953, seluruh wilayah sedang melakukan pemberontakan melawan pemerintahan kolonial Prancis, dan Kamboja secara resmi memperoleh kemerdekaannya dari Prancis akhir tahun itu.