Intisari-Online.com - Belakangan ini lonjakan kasus Covid-19 Indonesia banyak disorot dunia, termasuk ketika negara ini menghadapi kekurangan tabung oksigen baru-baru ini.
Seperti media Vietnam, 24h.com.vn, yang melaporkan betapa puncak baru kasus Covid-19 Indonesia terus menerus terjadi.
Media tersebut menyoroti lonjakan kasus Covid-19 selama satu minggu antara 17 Juni hingga 26 Juni lalu.
Disebut bahwa dalam waktu kurang dari seminggu, tiga puncak baru telah dikonfirmasi, di antaranya 15.308 kasus (23 Juni), 20.574 kasus (24 Juni), dan 21.095 (26 Juni).
Meski sudah seminggu berlalu sejak saat itu, nyatanya Indonesia masih terus mencatatkan puncak baru penambahan kasus Covid-19.
Berdasarkan data pemerintah pada Selasa (6/7/2021) kemarin pukul 12.00 WIB, terjadi penambahan 31.189 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir, yang membuat Indonesia mencatatkan total 2.345.018 kasus.
Lagi-lagi, penambahan kasus pada 6 Juli merupakan jumlah tertinggi kasus baru Covid-19 selama pandemi berlangsung di Tanah Air, sementara fasilitas rumah sakit mulai tak mampu menampung pasien tambahan.
Indonesia memang menjadi sorotan dunia, namun negara-negara ini digambarkan dengan kondisinya yang tak kalah berbahaya.
Baca Juga: 4 Alasan Orang China Masih Lakukan 'Ritual Menikahi Hantu,' Benarkah Karena Takut Kesepian?
24h.com.vn melaporkan, Rusia pada 6 Juli mencatat rekor jumlah kematian akibat Covid-19 sebanyak 737 orang, sehingga jumlah total kematian menjadi 139.316.
Sementara jumlah total orang yang terinfeksi Covid-19 di Rusia adalah 5.658.672, termasuk 23.378 kasus baru dalam 24 jam terakhir, dan jumlah kasus yang pulih adalah 5.101.852.
Menurut Layanan Statistik Federal Rusia, negara itu mencatat sekitar 270.000 kematian akibat Covid-19 antara April 2020 dan April 2021.
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko mengatakan kepada kantor berita TASS, hingga 850.000 orang divaksinasi Covid-19 di negara itu setiap hari.
Rusia mencatat bahwa membangun kekebalan adalah kunci melawan epidemi.
Meski masih ditemukan puluhan kasus baru dalam sehari, namun juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Moskow tidak mendukung gagasan untuk menutup perbatasan regional Rusia.
Selain Rusia, India juga dilaporkan dengan kondisinya yang mengkhawatirkan.
Data analisis pemerintah menunjukkan bahwa tingkat kematian akibat Covid-19 di India mencapai rekor tertinggi pada Juni setelah epidemi memuncak pada awal Mei.
Secara khusus, tingkat kematian akibat Covid-19 di India meningkat menjadi sekitar 3% pada Juni dari 1,26% pada Oktober tahun lalu.
Dengan peningkatan kasus dari April hingga Mei di India sebagian besar disebabkan oleh varian Delta yang berbahaya dan menular.Bahkan, di negara bagian Bihar di India utara, jumlah korban tewas naik menjadi 4.000 hanya dalam satu hari di awal Juni setelah pengadilan memerintahkan penghitungan.
Negara bagian Maharashtra, negara bagian yang terkena dampak terburuk di India, juga menunjukkan peningkatan jumlah kematian akibat Covid-19 setelah mendeteksi ribuan kasus yang tidak dilaporkan.
India saat ini memiliki 403.310 kematian dari 30.619.932 orang dengan Covid-19 pada 6 Juli.
Namun, beberapa ahli percaya jumlah sebenarnya bisa berkali-kali lipat lebih tinggi
Bukan hanya Rusia dan India, negara Asia Tenggara ini juga dilaporkan dengan kondisi yang mengkhawatirkan.
Di Kamboja, jumlah orang yang terinfeksi Covid-19 tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan setelah negara itu mencatat 935 kasus baru pada 6 Juli.
Penambahan kasus pada 6 Juli tersebut menjadikan total orang yang terinfeksi di negara tersebut menjadi 56.122.
Sementara itu, jumlah kematian baru dalam 24 jam terakhir di Kamboja adalah 31, sehingga jumlah kematian menjadi 779.
Ibu kota Phnom Penh masih memiliki banyak kasus Covid-19 baru meskipun penerapan vaksinasi secara luas telah dilakukan.
Pihak berwenang di negara ini prihatin dengan kasus impor terkait varian Delta, seperti yang terjadi di beberapa negara lain termasuk Indonesia.
Baca Juga: Inilah Kisah di Balik Huruf A Sampai Z dalam Alfabet yang Kita Kenal Sekarang (2)
(*)