Pada tahun 1647 Wazir Agung Salih Pasha, Kosem Sultan, dan Abdurrahim Efendi, gagal menggulingkan Sultan dan menggantikannya dengan salah satu putranya.
Salih Pasha kemudian dieksekusi dan Kosem Sultan diasingkan dari harem.
Tahun berikutnya, Janissari dan para ulama memberontak, melansir Ottoman History.
Pada tanggal 8 Agustus 1648, Wazir Agung Ahmed Pasha yang korup dicekik dan dicabik-cabik oleh massa yang marah.
Pada hari yang sama, Ibrahim ditangkap dan dipenjarakan di Istana Topkap.
Kosem Sultan, sang ibu, memberikan persetujuan atas kejatuhan putranya, dengan mengatakan, “Pada akhirnya dia tidak akan membiarkan Anda maupun saya hidup-hidup. Kami akan kehilangan kendali atas pemerintah. Seluruh masyarakat hancur. Suruh dia segera turun dari takhta.”
Putra Ibrahim yang berusia enam tahun, Mehmed, diangkat menjadi Sultan.
Wazir Agung yang baru, ofu Mehmed Pasha, mengajukan petisi untuk fatwa yang mendukung eksekusi Ibrahim.
Dan itu dikabulkan, bahkan Kosem juga memberikan persetujuannya.
Dua algojo dikirim untuk itu, salah satunya adalah kepala algojo yang bertugas di bawah Ibrahim.
Saat para pejabat menyaksikan dari jendela istana, Ibrahim dicekik pada 18 Agustus 1648.
Dia adalah orang kedua yang dieksekusi dalam sejarah Kekaisaran Utsmaniyah.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari