Praktik penggemukan ini dilakukan selama berbulan-bulan, bahkan ada yang bertahun-tahun.
Dalam kebanyakan kasus, penggemukan ini hanya akan berakhir ketika si gadis menikah.
Menurut perkiraan UNICEF, selama proses penggemukan ini, anak perempuan berusia lima tahun dipaksa untuk mengonsumsi 9.000 kalori per hari.
Meski begitu, ada kekhawatiran bahwa jumlah aslinya jauh lebih tinggi yakni mendekati 14.000-16.000 kalori per hari.
Diet penggemukan ini menggunakan beberapa bahan makanan, termasuk susu, couscous berminyak (dan daging jika mereka mampu membelinya), amzik — susu diaduk sampai mulai berubah menjadi mentega dan kemudian dicampur dengan susu segar, bubur, biji-bijian.
Mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar adalah siksaan tersendiri.
Baca Juga: Para Pujangga dan Karya Sastra Kerajaannya yang Berkembang Pesat di Zaman Majapahit
Tapi jika para gadis menolaknya, mereka akan dipukuli dan mendapat hukuman.
Bahkan mereka dilarang muntah.
Aminetou Mint Elhacen, salah seorang yang bertugas menggemukkan para gadis mengaku bahwa dirinya berbuat tegas.
“Saya sangat ketat. Saya memukuli gadis-gadis itu atau menyiksa mereka dengan menempelkan tongkat di antara jari-jari kaki mereka."