Find Us On Social Media :

Sebelum Mulan, Temui Lady Fu Hao, Ratu Prajurit Wanita Terkenal dari Tiongkok Kuno, Salah Satu dari Istri Raja yang Miliki Pasukan Hingga 13.000 Tentara, Harus Diramal Dahulu Sebelum Pergi Perang

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 3 Februari 2022 | 09:40 WIB

Lady Fu Hao, Ratu prajurit wanita Tiongkok kuno yang memiliki pasukan 13.000 tentara.

Intisari-Online.com – Menurut legenda, Dinasti Shang di Tiongkok didirikan pada tahun 1600 SM oleh Raja Cheng Tang setelah kekalahan dari Xia.

Di tengah pertempuran, negara yang baru bersatu ini mempertahankan keunggulannya melalui konflik hingga runtuh pada tahun 1046 SM.

Kemuajuan besar di bidang peperangan terjadi selama pemerintahan raja-raja Shang termasuk pengenalan persenjataan perunggu, penggunaan busur komposit, dan munculnya kereta kuda.

Ketika Shang berjuang dengan musuh-musuhnya untuk mendominasi Tiongkok kuno, seorang pejuang unik muncul.

Dia akan memainkan peran penting untuk memastikan kelangsungan dinasti, yaitu Lady Fu Hao.

Fu Hao muncul pada masa pemerintahan Raja Wu Ding, yang memerintah dari tahun 1250 hingga 1192 SM.

Untuk mengkonsolidasikan kekuagan mereka, suku-suku sekutu dari seluruh kerajaan mengirim pengantin muda ke ibukota, Yin, untuk menikahi raja.

Fu Hao paling menonjol karena kecerdasan dan kemauannya yang kuat, karena itu menjadi salah satu favorit raja.

Baca Juga: Kalahkan Prajurit Wanita dari Ratu yang Kuat Perkasa Bak Raksasa, Inilah Kisah Airlangga Dirikan Kerajaan Kahuripan Lanjutan Kerajaan Mataram Kuno Jawa Timur, Berakhir Bukan Karena Musuh, Tapi Ini!

 Baca Juga: Kalau Samurai Sebutan untuk Pria, Inilah Onna-Bugeisha, Prajurit Wanita Jepang, yang Tidak Hanya Bertarung dengan Tangan Kosong dan Senjata Unik, Juga Dilatih Sains, Sastra, dan Matematika

Fu Hao akhirnya naik ke jajaran permaisuri, pendeta, dan jenderal.

Eksploitasi Fu Hao di medan perang dimulai dengan serangan Tu Fang ke wilayah Shang.

Dua tentara Shang berbaris keluar dari ibukota dalam ekspedisi ke tenggara dan barat daya ketika Tu Fang menyerang secara tak terduga dari utara.

Merasakan penderitaan yang dihadapi dinasti itu, Fu Hao menawarkan diri untuk memimpin pasukan dalam mengusir musuh.

Sejak usia dini rupanya dia telah menerima pelatihan militer, dan setelah bertahun-tahun bepergian ke seluruh negeri bersama suaminya, dia terbiasa dengan medannya.

Sebelum mengizinkan istrinya berperang, Wu Ding bersikeras untuk berkonsultasi dengan peramal.

Ramalan biasanya dilakukan dengan pertanyaan yang ditulis pada cangkang kura-kura atau tulang belikat sapi, lalu batang logam panas diterapkan sampai retakan muncul pada tulang yang kemudian ditafsirkan sebagai jawaban dari roh.

Setelah terlihat tanda-tanda keberhasilan Fu Hao dari ramalan, maka dia diberi kapak perang perunggu besar atau yue untuk dibawa ke medan perang sebagai tanda pangkatnya.

Baca Juga: Inilah Prajurit Wanita Amazon Tangguh dari Dunia Kuno, Meski Perang Dianggap Jadi Tugas Laki-laki Namun Peran Mereka Lebih ‘Galak’

 Baca Juga: Kisah Lozen: Prajurit Wanita Suku Apache yang Mampu Deteksi Pergerakan Musuh dengan Mengangkat Tangan ke Langit

Memimpin pasukannya di depan, dia menghancurkan Tu Fang, dan inilah awal dari karir pertempurannya.

Ketika dinasti Shang mempertahankan posisinya melalui peperangan, tak butuh waktu lama bagi Fu Hao untuk dipanggil dalam pertempuran sekali lagi.

Dia bahkan mengambil bagian dalam berbagai kampanye, dan menikmati perbedaan memimpin pasukan terbesar dalam sejarah Tiongkok kuno, yang berjumlah 13.000 orang.

Beberapa pasukan berasal dari pasukan pribadinya, melansir militaryhistorynow.

Ketika melawan suku pemberontak lainnya, Bafang, Fu Hao juga tercatat sebagai jenderal Tiongkok pertama yang menggunakan taktik penyergapan di medan perang berkoordinasi dengan suaminya, yang mendorong selat musuh ke dalam perangkapnya.

Hasil dari strategi gabungan pasangan kerajaan itu, Bafang pun dapat dihancurkan dengan tegas.

Namun, setelah Fu Hao kembali ke ibu kota setelah kemenangan itu, dia jatuh sakit, dan meninggal pada usia 33 tahun.

Kehilangan Fu Hao merupakan pukulan besar bagi Wu Ding, maka dia menyiapkan makam yang sangat istimewa untuk menghormati istrinya itu, yang secara tradisional, dia berbagi kuburan dengan suaminya.

Baca Juga: Sosoknya Bak Laki-laki Perkasa, Inilah Rudrama Devi, Ratu Prajurit dari Dinasti Kakatiya, Penguasa Wanita Pertama India Selatan, Pertahankan Kerajaannya dari Musuhnya Hingga 15 Hari Berperang

 Baca Juga: Pantas Saja Jadi Nama Detasemen Militer Wanita di Republik Armenia, Ratu Prajurit Armenia Ini Terkenal Karena Kecantikan dan Kesopanannya

Pada tahun 1976, para arkeolog menemukan tempat peristirahatan Fu Hao yang tidak terganggu penjarah di dekat Anyang, di provinsi Henan.

Saat menemukan simpanan besar 130 senjata yang ditempatkan di dalam ruangan, para ahli awalnya percaya bahwa itu adalah tempat peristirahatan seorang penguasa laki-laki terkemuka.

Namun, setelah memeriksa dua kapak yue, mereka dengan jelas melihat nama yang terukir di perunggu itu, ‘Fu Hao’.

Setelah kematiannya, Wu Ding membangun sebuah aula di atas makamnya untuk melakukan upacara dalam menghormatinya.

Dengan berdirinya dinasti Zhou pada tahun 1046 SM, Yi ditinggalkan dan ibu kota dipindahkan ke Fenghao.

Kota yang dulunya megah itu hancur dan menghilang, bersama dengan semua jejak Fu Hao.

Kini, kuburan dan bangunan di atasnya telah dipugar dan sekarang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO, penghargaan yang pantas untuk ratu prajurit Tiongkok kuno ini.

 Baca Juga: Kisah Kehidupan Boudicca; Ratu Prajurit dari Iceni, yang Balas Dendam Karena Dilucuti Pakaiannya, Dicambuk di Muka Umum dan Kedua Putrinya Dirudapaksa Tentara Romawi

 Baca Juga: Inilah 10 Ratu Prajurit dari Afrika, Yunani Kuno, Asia Tengah, dan Seterusnya, Bahkan Ada yang Miliki Pasukan Hingga 13.000 Tentara Melebihi Jenderal Laki-laki

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari