Find Us On Social Media :

Kisah Carlota, Putri Belgia yang Jadi Ratu Meksiko, Miliki Mimpi Besar Ubah Kekaisaran Meksiko Jadi Lebih Baik, Namun Mentalnya Terganggu Hingga 60 Tahun Hidup dalam Pikirannya Sendiri

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 28 Januari 2022 | 07:30 WIB

Carlota, Putri Belgia yang menjadi Ratu Kekaisaran Meksiko.

Ketika mereka tiba di pelabuhan Veracruz pada tahun 1864, mereka diterima oleh sekelompok kecil konservatif yang antusias, karena, sebenarnya, Veracruz adalah negara yang sangat liberal yang tidak keberatan memberi tahu pasangan kerajaan itu bahwa mereka tidak diterima di negara mereka.

Setelah perjalanan mengerikan lainnya ke Mexico City, mereka akhirnya tiba di Kastil Chapultepec, di mana mereka diterima dengan lebih antusias.

Pasangan ini memiliki gelar, tetapi mereka tidak diizinkan untuk melakukan sebanyak yang mereka inginkan.

Setelah kedatangan mereka, bentrokan pertama pun dimulai.

Baca Juga: Skandal Putri Marguerite de Valois, Pernikahannya Bak ‘Tumbal’ Perselisihan Dua Agama Besar, Bulan Madu pun Diwarnai ‘Pembantaian Berdarah’ yang Digagas oleh Ibunya Sendiri

 Baca Juga: Skandal Ratu Denmark dengan Dokter Pribadi Suaminya, Bermula dari ‘Sakit Jiwa’ Sang Raja Christian VII yang Memiliki ‘Kepuasan’ Aneh dalam Hal Berhubungan Intim, Hingga Kisah Cinta Berujung Maut

Maximilian dan Carlota memutuskan pemerintahan liberal, dan mengganti semua menteri dan deputi konservatif dengan liberal moderat.

Pasangan Kekaisaran itu benar-benar memiliki niat tulus untuk menjadikan negara ini lebih baik karena akan menjadi warisan mereka.

Carlota, meskipun satu-satunya wanita di keluarganya, namun sangat tidak mungkin untuk memerintah, diberi pendidikan yang layak untuk seorang raja, dan menjadi terlibat dalam politik.

Dia dianggap sebagai wanita pertama yang pernah memerintah di benua Amerika dan menggantikan Maximilian setiap kali meninggalkan kota.

Carlota menandatangani undang-undang untuk memperbaiki kondisi kerja di ladang, menghapus hukuman fisik, dan menerapkan istirahat satu hari bagi pekerja untuk beristirahat.

Pertama kalinya, Maximilian dan Carlota mendorong toleransi beragama dan mendirikan kantor urusan adat.