Find Us On Social Media :

Rusia Makin Terpojok, Tak Hanya Amerika, Inggris Temukan Bukti Jika Rusia Berniat Gerogoti dan Hancurkan Pemerintahan Ukraina dari Dalam Tanpa Harus Serang Ukraina

By May N, Minggu, 23 Januari 2022 | 13:02 WIB

Ilustrasi Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbincang via telepon

Intisari - Online.com - Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan pada Sabtu lalu jika mereka memiliki informasi bahwa pemerintah Rusia berencana "memasang seorang pemimpin pro-Rusia di Kiev saat mereka mempertimbangkan untuk menyerang dan menduduki Ukraina."

"Mantan anggota parlemen Ukraina Yevhen Murayev sedang dipertimbangkan sebagai seorang kandidat potensial," ujar Kantor Perkembangan, Persemakmuran dan Luar Negeri Inggris.

Murayev mengatakan Sabtu kemarin "tidak ada yang perlu dikomentari" terkait tuduhan itu, karena ia adalah seorang warga kebangsaan Ukraina dan masih menghadapi sanksi Rusia seperti mengutip CNN.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri Inggris keluar bersamaan penyebutan empat pejabat Ukraina lain, mengatakan, "Kami memiliki informasi jika lembaga intelijen Rusia mempertahankan kaitan dengan sejumlah politikus Ukraina" termasuk Serhiy Arbuzov, Wakil Pertama Perdana Menteri Ukraina dari 2012 sampai 2014, dan pelaksana tugas Perdana Menteri tahun 2014.

Kemudian Andriy Kluyev, Wakil Pertama Perdana Menteri dari 2010 sampai 2012 dan Kepala Staff untuk mantan Presiden Ukraina Yanukovich.

Selanjutnya Vladimir Sivkovich, mantan Wakil Kepala Keamanan Nasional Ukraina dan Dewan Pertahanan (RNBO).

Dan yang terakhir adalah Mykola Azarov, Perdana Menteri Ukraina dari 2010-2014.

"Beberapa dari mereka telah menghubungi pejabat-pejabat intelijen Rusia yang sedang terlibat dalam rencana menyerang Ukraina," ujar pernyataan kantor departemen luar negeri Inggris.

Baca Juga: Pantas Amerika Kepanasan, Kapal Perang Rusia Terungkap Sedang Lkukan Latihan Militer dengan Rusia, dan Iran, Tujuannya Bikin Seluruh Dunia Ketar-Ketir

Baca Juga: Berumur 5.500 Tahun, Ditemukan Artefak Tabung Emas dan Perak, Kemungkinan Adalah Sedotan Minuman yang Digunakan Orang Kuno untuk Menyesap Bir dalam Bejana Besar Bersama-sama

Rusia telah menyangkal kecurigaan bahwa mereka akan menyerang Ukraina.

Awal Minggu, menteri luar negeri Rusia memanggil kementerian luar negeri Inggris untuk "berhenti terlibat dalam provokasi," seperti dilaporkan media pemerintah Rusia, TASS.

"Kesalahan informasi yang disebarkan oleh Kantor Luar Negeri Inggris adalah bukti lain jika negara-negara NATO ini, yang dipimpin oleh Anglo-Saxons yang menjadi penyebab meningkatnya ketegangan di Ukraina.

"Kami menyeru Kantor Luar Negeri Inggris untuk menghentikan aktivitas provokasi, hentikan penyebaran omong kosong dan fokus dalam mempelajari sejarah 'Tatar-Mongol yoke'," papar seorang perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia kepada TASS.

Tatar-Mongol yoke adalah ketika bangsa Mongol menyerang Eropa, di mana Kekaisaran Mongol menyerang dan menguasai Kievan Rus di abad ke-13, menghancurkan sejumlah kota, termasuk Ryazan, Kolomna, Moskow, Vladimir, dan Kiev dengan kota besar yang lolos dari penghancuran hanyalah Novgorod dan Pskov.

Sekretaris Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan, "informasi yang dirilis hari ini menyoroti masalah aktivitas Rusia yang dirancang untuk mengalahkan Ukraina, dan merupakan pandangan ke dalam pemikiran Kremlin.

"Rusia harus melakukan gencatan senjata, mengakhiri kampanye agresi dan penyebaran hoax serta mengejar jalan diplomasi," ujar Truss.

"Seperti yang dikatakan Inggris dan mitra-mitra kami lainnya, inkursi apapun dari militer Rusia ke Ukraina akan menjadi kesalahan strategis besar-besaran dengan biaya mahal."

Baca Juga: Ancang-ancang Hadapi Invasi Rusia, AS Kirimkan 100 Ton Paket Bantuan Militer Mematikan untuk Ukraina, Apa Saja Isinya?

Baca Juga: Makin Terang-terangan Bikin Barat Ketakutan, Rusia Berencana Latihan Bareng Iran dan China, Lokasinya di Lautan Barat Indonesia Ini

Pernyataan Inggris ini sama dengan informasi yang dimiliki oleh Amerika Serikat.

Dalam pernyataan Sabtu lalu, Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden bertemu dengan tim keamanan nasionalnya untuk mendiskusikan "aksi agresif Rusia yang berkelanjutan terhadap Ukraina."

Presiden dikabari mengenai operasi militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina dan "berdiskusi mengenai upaya kami menurunkan ketegangan situasi dengan diplomasi dan penanganan lain yang dikoordinasikan dengan sekutu dan mitra kami, termasuk pengiriman bantuan keamanan ke Ukraina," tambahnya.

"Presiden Biden lagi-lagi mengafirmasi jika Rusia menyerang Ukraina, maka AS akan menerapkan sanksi dan konsekuensi parah kepada Rusia dengan sekutu dan mitra kami," papar Gedung Putih.

Seorang sumber yang dikabari oleh intelijen AS dan Inggris mengkonfirmasi jika AS memiliki bukti mirip dengan Inggris , yaitu mengenai plot Rusia untuk memasang pemerintahan ramah di Ukraina.

"Ya, kami telah melihat laporan intelijen jika Rusia mencari cara meminimalkan perang yang panjang dan berlarut-larut.

"Itu termasuk hal-hal contohnya mendirikan pemerintahan yang bersahabat dan menggunakan agen mata-matanya untuk menimbulkan perbedaan pendapat," ujar sumber tersebut.

Sumber lain mengabari jika AS "memiliki informasi yang sama."

Baca Juga: Lama-Lama Bisa Menjadi Perang Antara Negara, Tak Hanya Inggris yang Pasok Senjata Militer ke Ukraina, 3 Negara Eropa Ini Juga Ikutan Kirim Senjata Militernya Untuk Lawan Rusia

Baca Juga: Di Balik Kedekatan Hubungan China dan Rusia Ternyata Akan Berdampak Bagi Asia Tenggar, Ini Imbas 'Merugikan' Hubungan China-Rusia Bagi Asia Tenggara

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini