Find Us On Social Media :

Di Balik Kedekatan Hubungan China dan Rusia Ternyata Akan Berdampak Bagi Asia Tenggara, Ini Imbas 'Merugikan' Hubungan China-Rusia Bagi Asia Tenggara

By Afif Khoirul M, Sabtu, 22 Januari 2022 | 11:11 WIB

Hubungan Rusia dan China. Presiden Rusia Putin dan pemimpin China Xi Jinping.

Intisari-online.com - Hubungan Rusia dan China memang semakin dekat dan sempat menyatakan sebagai koalisi.

Pada awal 2022, ketika AS dan banyak sekutu utama menolak membawa pejabat tinggi ke Olimpiade Beijing, Presiden Putin mengumumkan dirinya untuk hadir.

Hubungan Rusia-China berada di puncak baru dan akan mempengaruhi keseimbangan kekuatan di banyak kawasan, termasuk Asia Tenggara.

Selama tahun 1960-an, hubungan China-Rusia memburuk karena perpecahan ideologis dan konflik perbatasan terjadi.

Saat ini, menurut Stuart Orr, kepala Sekolah Bisnis Institut Teknologi Melbourne, kedua negara masih menempuh dua jalur yang berbeda.

Tetapi China dan Rusia telah memperkuat hubungan mereka, terbukti dalam segala hal.

Ian Storey, peneliti senior di Yusof Ishak Institute, ISEAS, mengatakan bahwa hubungan Rusia-China berada pada tahap yang baik dan bersejarah.

Hal ini bermula dari kekhawatiran tentang supremasi AS, sinergi ekonomi, dan hubungan pribadi antara kedua pemimpin kedua negara.

Baca Juga: Gawat! Terlihat Beriring-Iringan Rusia Gelongong Lagi Senjata Militernya Menuju Ukraina, Ratusan Ribu Tentara Plus Puluhan Senjata Militer Dikerahkan, Rusia Beri Bocoran Ini

Baca Juga: Bak Kekuatan Militer Perang Dunia 3 Sudah Dipetakan, Terkuak Inilah Musuh Terkuat Barat yang Dijuluki Trio Senjata Nuklir: Rusia, China dan Iran, Ini Jadinya Jika Mereka Bersatu

Hal ini ternyata bisa memberikan dampak dan imbas bagi negara-negara di Asia Tenggara.

Menurut para ahli, Asia Tenggara menganggap kehadiran Rusia dan kepentingan Moskow di kawasan itu sebagai faktor yang dapat mengimbangi pengaruh China yang semakin besar, hal positif dalam hubungan China-Rusia mungkin bukan yang diharapkan kawasan ini.