Find Us On Social Media :

Pantas Baik Amerika Atau Ukraina Ketar-Ketir Meski Belum Ada Serangan Dari Rusia, Rupanya Negeri Beruang Merah Punya Alasan Lakukan Serangan Dadakan, Ini Alasannya!

By Afif Khoirul M, Rabu, 19 Januari 2022 | 13:24 WIB

Konflik Ukraina vs Rusia

Ini adalah salah satu jaringan pipa penting yang memasok energi ke Eropa, dan juga merupakan sumber utama ekspor gas alam Rusia.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga membunyikan alarm bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina dengan dalih bahwa Moskow perlu melindungi warganya di wilayah Donbass, stasiun RT melaporkan pada 18 Januari.

Pada 17 Januari, kantor Zelensky menerbitkan pemberitahuan di situs webnya setelah pertemuan antara Zelensky dan delegasi senator AS.

Menurut pengumuman itu, Rusia terus melakukan kampanye untuk mengeluarkan paspor kepada orang-orang di wilayah yang dianggap Ukraina sebagai tanahnya sendiri.

Tetapi diduduki seperti wilayah Donbass, untuk menciptakan dalih untuk eskalasi atas nama "perlindungan" warga Rusia.

Pihak berwenang Ukraina mengumumkan pada Desember 2020 bahwa mereka tidak akan menerima paspor Rusia yang dikeluarkan untuk orang-orang yang tinggal di Donbass atau Krimea.

Baca Juga: Sama-sama Musuh Bebuyutan, China Justru Memberikan Dukungan Penuh pada Rusia Saat Ribuan Tentaranya Muncul di Negara Asia Ini, Langsung Bikin Amerika Ketar-ketir

Baca Juga: Sama-sama Musuh Bebuyutan, China Justru Memberikan Dukungan Penuh pada Rusia Saat Ribuan Tentaranya Muncul di Negara Asia Ini, Langsung Bikin Amerika Ketar-ketir

Ukraina menganggap bahwa orang-orang di daerah ini adalah warganya dan mereka yang menerima paspor Rusia akan dikenai sanksi.

Puluhan ribu tentara Rusia dan senjata berat telah dikerahkan di perbatasan dekat Ukraina.

Meskipun Rusia bersikeras bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk menyerang Ukraina, Barat masih mengkhawatirkan kemungkinan ini dan secara aktif bernegosiasi untuk mencegah risiko perang di Eropa timur.

Pada 19 November, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terbang ke Ukraina untuk bertemu dengan pemimpin negara ini.

Pemberhentian Blinken berikutnya adalah di Berlin (Jerman) untuk bertemu dengan sekutu Eropa pada 20 Januari dan di Jenewa (Swiss) untuk melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada 21 Januari.