Find Us On Social Media :

Inilah Dampak Tritura, Pengaruh Soekarno Makin Lemah hingga Berakhirnya Orde Lama

By Khaerunisa, Selasa, 18 Januari 2022 | 16:05 WIB

Soekarno dan Soeharto. Ilustrasi Peristiwa Tritura.

Mereka menggalar aksi di halaman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) dan untuk pertama kali Tritura dikumandangkan. Digelar pula aksi-aksi di tempat strategis lainnya di Jakarta.

Maka, kini setiap tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Tritura.

Usai demontrasi tersebut, perwakilan mahasiswa sempat menghadiri sidang kabinet pada 12 Januari 1966 dan mendapatkan jawaban atas beberapa tuntutan.

Namun, situasi kembali memanas setelah Presiden Soekarno menganggap bahwa janjinya sulit direalisasikan dan menuduh gerakan mahasiswa dimanipulasi dan ditunggangi oleh kekuatan neokolonialisme dan imperialisme.

Baca Juga: Mencuci Sepatu Putih Tanpa Membuatnya Menguning, Cukup Gunakan Baking Soda dan Cuka, Begini Caranya

Baca Juga: Untuk Para Orangtua, Begini Cara Lakukan Pijatan Untuk Batuk Anak

Maka, mahasiswa pun kembali bergerak agar Tritura dipenuhi. Salah satunya dengan melakukan aksi sabotase pelantikan Kabinet Baru yang memaksa para calon menteri harus mencapai istana dengan menggunakan helikopter.

Dalam bentrokan mahasiswa dengan pasukan khusus pengaman Presiden, Cakrabirawa, salah seorang demonstran dari Universitas Indonesia, Arif Rachman Hakim, tertembak dan gugur.

Insiden itu pun semakin membakar semangat para mahasiswa, di mana nyaris setiap hari aksi demonstrasi dilakukan.

Puncaknya terjadi pada 11 Maret 1966, dengan mahasiswa kembali menggelar demonstrasi secara besar-besaran di depan Istana Negara.

Dampak Tritura

Tuntutan pembubaran PKI yang tidak segera dipenuhi lama-kelamaan berubah menjadi desakan agar Bung Karno turun tahta.