Penulis
Intisari-Online.com - Salah satu senjata paling kuat di gudang senjata Angkatan Laut AS berkunjung ke Pulau Guam di utara Indonesia di Samudera Pasifik.
Tindakan itu sekaligus menggambarkan pesan kepada sekutu dan musuh di tengah meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik.
USS Nevada, kapal selam bertenaga nuklir kelas Ohio yang membawa 20 rudal balistik Trident dan puluhan hulu ledak nuklir, ditarik ke pangkalan Angkatan Laut di wilayah Kepulauan Pasifik AS pada Sabtu (15/1/2022).
Ini adalah kunjungan pertama kapal selam rudal balistik (boomer) ke Guam sejak 2016 dan hanya kunjungan kedua yang diumumkan sejak 1980-an.
“Kunjungan pelabuhan itu memperkuat kerja sama antara Amerika Serikat dan sekutu di kawasan itu, menunjukkan kemampuan, fleksibilitas, kesiapan, dan komitmen berkelanjutan AS terhadap keamanan dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik,” kata pernyataan Angkatan Laut AS sebagaimana dilansir CNN, Senin (17/1/2022).
Pergerakan 14 boomer di armada Angkatan Laut AS biasanya bersifat rahasia.
Kapal bertenaga nuklir itu dapat beroperasi di bawah air selama berbulan-bulan, daya tahannya hanya dibatasi oleh pasokan yang dibutuhkan untuk 150 pelaut.
Angkatan Laut mengatakan kapal selam kelas Ohio tinggal rata-rata 77 hari di laut sebelum menghabiskan sekitar satu bulan di pelabuhan untuk pemeliharaan dan pengisian ulang.
Sangat jarang seseorang bahkan difoto di luar pelabuhan asal mereka di Bangor, Washington, dan Kings Bay, Georgia.
Kerahasiaan seputar kapal selam rudal balistik menjadikan mereka "kaki paling penting yang dapat bertahan dari triad nuklir," yang juga mencakup rudal balistik berbasis silo di daratan AS dan pembom berkemampuan nuklir seperti B-2 dan B-52.
Tetapi dengan ketegangan yang meningkat antara AS dan China mengenai status pulau Taiwan, Washington dapat membuat pernyataan dengan kapal selam rudal balistiknya yang tidak dapat dilakukan oleh Beijing maupun Pyongyang.
“Mereka mengirimkan pesan – disengaja atau tidak: kami dapat memarkir 100 hulu ledak nuklir di depan pintu Anda dan Anda bahkan tidak akan mengetahuinya dan tidak dapat berbuat apa-apa," kata Thomas Shugart, mantan kapten kapal selam Angkatan Laut AS dan sekarang menjadi analis di Center for a New American Security.
Program kapal selam balistik Korea Utara masih dalam tahap awal, dan perkiraan armada enam kapal selam rudal balistik China dikerdilkan oleh Angkatan Laut AS.
Menurut analisis tahun 2021 oleh para ahli di Pusat Studi Strategis dan Internasional, kapal selam rudal balistik China tidak memiliki kemampuan boomer AS.
(*)