Find Us On Social Media :

Indonesia Jadi Bidikan Utama AS untuk Normalisasi dengan Israel, Jurnalis Ini Langsung Klaim 'Borok' para Pemimpin Palestina, Nama Yasser Arafat Ikut Terseret

By May N, Rabu, 12 Januari 2022 | 15:55 WIB

Yasser Arafat

Intisari - Online.com - Normalisasi hubungan antara negara-negara Islam dengan Israel menjadi agenda utama Amerika Serikat untuk dilaksanakan.

Tidak heran, nama Palestina mendapat cercaan dari jurnalis AS.

Seperti yang ditulis oleh seorang jurnalis bernama Salah Uddin Shoaib Choudhury yang menulis untuk weeklyblitz.net ini.

"Berpuluh-puluh tahun lamanya di bawah dukungan langsung pengawas terorisme Iran, pemimpin PLO telah mengancam negara-negara Muslim dan memblokade prospek normalisasi hubungan dengan Negara Israel," tulisnya.

PLO atau Palestinian Liberation Organization adalah organisasi yang diklaim bergerak atas dasar pembebasan warga Palestina.

"Mengikuti normalisasi hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab di bawah Abraham Accords, pria-pria PLO menyebut pemerintah UEA sebagai "pengkhianat" dan membuat taruhan payah menyabotase inisiatif cerdas ini. Namun negara-negara Muslim Arab tidak memperhatikan kegilaan pria-pria PLO."

Lebih lanjut ia mengatakan jika Abraham Accords adalah pernyataan gabungan antara Negara Israel, UEA dan AS yang dicapai pada 13 Agustus 2020.

Secara bertahap, maksud yang digunakan merujuk secara kolektif pada kesepakatan antara Israel dan UEA (kesepakatan normalisasi Israel dan UEA) dan Bahrain (kesepakatan normalisasi Bahrain-Israel).

Baca Juga: Tak Menyerah untuk Bikin Indonesia Normalisasi Hubungan dengan Israel, AS Kembali Bujuk Indonesia, Ini Tanggapan Indonesia

Baca Juga: Bak Tak Cukup Bikin Normalisasi Hubungan di Atas Darah Rakyat Palestina, Israel-UEA Kini Malah Bersiap Hancurkan Keanekaragaman Terbesar Seantero Bumi Gara-gara Proyek Rahasia Ini

Menurutnya, pernyataan ini menandai normalisasi hubungan publik pertama antara sebuah negara Arab dan Israel sejak Yordania pada 1994.

Abraham Accord ditandatangani oleh menteri luar negeri UEA, Abdullah bin Zayed Al Nahyan, menteri luar negeri Bahrain Abdullatif bin Rashin Al Zayani, mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu, dan mantan presiden AS Donald Trump pada 15 September 2020 di Sayap Selatan Gedung Putih di Washington, D.C.