Intisari-Online.com – Di provinsi Thailand utara, seperti Mae Hong Son, tinggal orang Kayan Thailand.
Ini merupakan komunitas etnis minoristas terlantar asal Tibet-Burman, yang awalnya melarikan diri dari perselisihan dan penganiayaan di negara tetanggab
Suku Kayan merupakan salah satu dari sejumlah sub-kelompok orang Red Karen Myanmar, yang juga dikenal sebagai Karenni.
Kelompok Kayan ini juga disebut bahasa sehari-hari dalam bahasa Inggris sebagai ‘orang leher panjang’ untuk cincin leher kuningan yang secara tradisional dikenakan oleh para wanitanya, yang tampak memanjangkan leher.
Selain suku Kayan di Thailand utara, ada juga yang disebut Kayaw, atau ‘orang telinga panjang’, juga berasal dari Myanmar.
Orang Kayan terindentifikasi dengan gulungan leher tradisional mereka, disebut juga menggunakan kata Padaung, sebuah istilah dalam bahasa asli negara bagian Shan di Myanmar.
Namun, banyak dari kelompok yang kini telah bermukim kembali di Thailand utara menganggap bahwa istilah itu merendahkan, dan mereka lebih suka menyebut diri mereka Kayan.
Bagaimana orang Kayan tiba di Thailand?
Keberadaan orang Kayan di Thailand utara dimulai pada akhir 1980-an, ketika konflik antara tentara Myanmar dan pasukan pemberontak memaksa suku Kayan melarikan diri ke daerah perbatasan Thailand.
Mereka mencari perlindungan di Thailand dan ditempatkan di sejumlah kamp pengungsi.