Find Us On Social Media :

Terjadi di Akhir Pemerintahan Presiden Soekarno, Ini Latar Belakang dan Dampak Tritura

By Khaerunisa, Rabu, 5 Januari 2022 | 21:10 WIB

Soekarno. (Ilustrasi) latar belakang dan dampak Tritura.

Sementara itu, perombakan kabinet kemudian diumumkan pada 21 Februari 1966 yang justru semakin memanaskan suasana. Pasalnya masih ada beberapa tokoh berhaluan kiri di dalam kabinet baru itu.

Unjuk rasa besar-besaran kembali meledak pasca keputusan itu.

Pada 24 Februari 1966, bentrokan terjadi antara demonstran melawan Resimen Cakrabirawa di depan Istana Negara yang menewaskan seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran UI, Arif Rahman Hakim karena tertembak.

Gugurnya Arif Rachman hakim membuat semangat mahasiswa semakin terbakar.

Unjuk rasa anti-PKI terus berlangsung dan membuat Soekarno semakin terjepit hingga akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 atau Supersemar.

Baca Juga: Kekuasaan Majapahit Menyebar Hingga Asia Tenggara Bahkan Disebut Pernah Taklukkan Wilayah Filipina, Ternyata Begini Cara Majapahit Hancurkan Kerajaan Filipina Kuno Menurut Nagarakertagama

Baca Juga: Tinggi Candi Borobudur Setara Gedung 10 Lantai, Terungkap Bagaimana Orang-orang di Zaman itu Membangunnya Tanpa Peralatan Canggih

Melalui surat perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) inilah yang menjadi awal bagi Soeharto mendapat wewenang untuk mengambil segala tindakan untuk menjamin keamanan, ketenangan dan stabilitas politik.

Pengaruh Soekarno sebagai presiden pun semakin melemah, sebaliknya, Soeharto justru kian kuat bak pahlawan penyelamat bangsa. Akhirnya Orde Lama benar-benar tumbang dan digantikan Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto.

Surat Perintah 11 Maret 1966 ini juga kemudian dianggap sebagai awal muncul dan berkembangnya kekuasaan Orde Baru. Sementara Tritura disebut-sebut sebagai tonggak sejarah lahirnya Orde Baru.

Terlepas dari itu, Tritura menjadi catatan sejarah Indonesia bagaimana usaha para mahasiswa untuk memperbaiki kondisi politik dan memperjuangkan hak rakyat. Sehingga setiap 10 Januari diperingati sebagai Hari Tritura.

Baca Juga: Terkenal dengan Budaya dan Pakaian yang Unik, Suku Maasai Meyakini Bahwa Penguburan Berbahaya Bagi Tanah, Maka Ini yang Dilakukan Ketika Ada Orang Mati, Upacara Pemakaman Hanyalah untuk Kepala Suku

(*)