Find Us On Social Media :

Berpakaian Bak Laki-laki, Inilah Kisah Yoshiko Kawashima ‘Mata Hari’ Timur Jauh, Putri China yang Jadi Mata-mata Jepang, Begini Akhir Kisah Hidupnya

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 5 Januari 2022 | 12:05 WIB

Yoshiko Kawashima, putri China, yang berpakaian bak laki-laki, menjadi mata-mata Jepang.

Intisari-Online.comYoshiko Kawashima adalah seorang putri Dinasti Qing, yang merupakan keturunan dari etnis minoritas Mancu di China.

Tetapi, dia bukanlah bangsawan biasa karena dia bekerja sebagai mata-mata Jepang selama Perang China-Jepang Kedua.

Karena perannya yang signifikan dalam peran itulah, ia memberi gelar Mata Hari dari Timur Jauh.

Lahir pada tahun 1907, Yoshiko Kawashima lahir dengan nama Aisin Gioro Xianyu.

Dia adalah salah satu dari 38 anak yang lahir dari Pangeran Shanqi, seorang pangeran Manchu yang terkait dengan Dinasti Qing.

Pada tahun 1911, Revolusi Tiongkok atau Revolusi Xinhai mengakhiri dinasti kekaisaran terakhir Tiongkok, kemudian melahirkan Republik Tiongkok.

Teman Jepang ayahnya, Nanima Kawashima, mengadopsi Aisin Gioro pada usia 8 tahun.

Dia kemudian tinggal di mansion Naniwa di Tokyo, kemudian dia diberi nama Yoshiko Kawashima, nama yang akan digunakan selamanya.

Baca Juga: 'Seandainya Saya Tidak Membantu, Mereka Pasti Tertembak' Kisah Heroik Edith Cavell, Perawat Inggris yang Dieksekusi Perwira Jerman Selama Perang Dunia I

 Baca Juga: Terjadi Tepat di Jantung Markas Agen Mata-mata Terbaik Sejagat, 3 Anggota Mossad Ini Tiba-tiba Akhiri Hidupnya Sendiri, Benarkah Karena Tekanan Kerja?

Yoshiko Kawashima, mematahkan semua stereotip seorang putri.

Selama masa remajanya, dia menunggang kuda ke sekolah, berpakaian seperti laki-laki bahkan memotong rambutnya menjadi bob.