Meski Linggabuana sebenarnya keberatan dengan lokasi pernikahan itu, tetapi ia tetap berangkat bersama rombongan ke Majapahit.
Siapa sangka, kepergian rombongan Prabu Linggabuana ke Majapahit akan berakhir dengan peristiwa tragis alih-alih pesta pernikahan yang megah.
Ketika sampai di Majapahit, rombongan Linggabuana diterima dan ditempatkan di Pesanggrahan Bubat.
Rupanya, Gajah Mada yang berambisi menguasai Kerajaan Pajajaran (Sunda) demi memenuhi Sumpah Palapa, menganggap kedatangan rombongan Sunda sebagai bentuk penyerahan diri.
Gajah Mada pun mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Dyah Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai upeti.
Hal itul memicu perselisihan antara pihak Sunda dengan Gajah Mada.
Situasi semakin parah dengan Gajah Mada mengerahkan pasukannya ke Pesanggrahan Bubat dan memaksa Linggabuana mengakui superioritas Majapahit, sebelum Hayam Wuruk memberikan keputusannya.
Pihak Sunda pun tidak terima dan merasa dihina, kemudian memutuskan untuk melawan meski jumlah tentara yang dibawa hanya sedikit.