Find Us On Social Media :

Bukannya Menghindar, Ahli Sebut Infeksi Covid-19 Varian Omicron Justru Bisa Bikin Dunia Kembali Normal, Ini Alasannya

By Mentari DP, Selasa, 4 Januari 2022 | 16:30 WIB

Virus corona varian Omicron.

Intisari-Online.com - Virus corona varian Omicron pertama kali ditemukan pada November 2021.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus corona varian Omicron berasal dari Afrika Selatan.

Baru dua bulan sejak ditemukan, varian Omicron ini sudah menyebar ke beberapa negara.

Baca Juga: Covid-19 Merebak Bak Seperti Tahun 2019, Jutaan Rakyat China Justru Jadi Korban Gara-gara Ulah Pemerintahnya Sendiri yang Lakukan Lockdown Ketat, 'Kami Mati Kelaparan!'

Akibatnya ada kekhawatiran munculnya gelombang ke-3 pandemi virus corona dikarenakan varian ini.

Tyra Grove Krause, kepala ahli epidemiologi di Institut Serum Negara Denmark, berharap lonjakan varian terbaru saat ini dapat mencapai puncaknya pada akhir bulan ini.

Meski begitu, dia mengatakan risiko orang dirawat di rumah sakit akibat Omicron adalah setengah dibandingkan dengan varian Delta.

Ini memberi pihak berwenang di Denmark harapan bahwa pandemi bisa berakhir dalam beberapa bulan karena kekebalan meningkat, katanya.

Baca Juga: Jangan Panik Dengar Kasus 'Flurona' Campuran Infeksi Virus Corona dan Flu, Para Ilmuwan Bongkar Perbedaan Gejala yang Bisa Ditemukan dalam Tubuh

Krause, menjawab pertanyaan tentang berapa lama Omicron akan memiliki pengaruh pada kehidupan di Denmark.

"Saya pikir kita akan memilikinya dalam dua bulan ke depan," ucap Krause seperti dilansir dari express.co.uk pada Selasa (4/1/2022).

"Dan kemudian saya berharap infeksi akan mulai mereda. Sehingga kita mendapatkan kehidupan normal kembali."

Hal senada disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesu.

Dalam pesan Tahun Baru 2022, Dr Tedros  membuat catatan yang penuh harapan ketika krisis virus corona yang sudah memasuki tahun ketiga.

Dia mengatakan dia "yakin" ini akan menjadi tahun berakhirnya pandemi. Tetapi dia memperingatkan soal masalah vaksin.

Sebab menurutnya ada ketidaksetaraan jumlah vaksin di setiap negara.

Padahal vaksin Covid-19 dinilai sebagai senjata utama mengalahkan varian Omicron.

"Dan semakin lama ketidakadilan berlanjut, semakin tinggi risiko virus ini berkembang dengan cara yang tidak dapat kita cegah atau prediksi."

Oleh karenanya, kita perlu mengatasi permasalahan jumlah vaksin yang tidak setara. 

Karena itulah yang akan menjadi kunci untuk mengakhiri mimpi buruk global dan mengembalikan kehidupan normal.

"Jika kita mengakhiri ketidakadilan, kita mengakhiri pandemi."

Baca Juga: Setelah Omicron Menggila dan Kasus Campuran Virus Corona dan Flu Mendadak Muncul, Kini Varian Baru Covid-19 Lainnya Ditemukan, Benarkah Lebih Berbahaya dari Keduanya?

"Melalui ACT-Accelerator, yang mencakup COVAX, WHO dan mitra kami membantu membuat vaksin, tes, dan perawatan dapat diakses oleh orang-orang yang membutuhkannya di seluruh dunia."

"Saat kita memasuki tahun ketiga pandemi ini, saya yakin ini akan menjadi tahun kita mengakhirinya."

"Tetapi hanya jika kita melakukannya bersama."

Dia mengatakan jutaan nyawa telah diselamatkan oleh vaksin.

Oleh karenanya, saat ini, WHO sedang berkoordinasi dengan sejumlah besar peneliti di seluruh dunia untuk lebih memahami Omicron.

Beberapa penelitian yang sedang berlangsung atau sedang berlangsung segera mencakup penilaian penularan, tingkat keparahan infeksi (termasuk gejala), kinerja vaksin dan tes diagnostik, dan efektivitas pengobatan.

Baca Juga: Kasus Flurona, Campuran Infeksi Virus Corona dan Flu Muncul Untuk Pertama Kalinya, Ahli Sebut Orang Dengan Kondisi Ini yang Paling Rentan, Hati-hati!