Find Us On Social Media :

Susah Payah Direbut Majapahit Hingga Harus Berperang dengan Belanda dan Jepang, Warga Suku di Pulau Timur Indonesia Ini Malah Berakhir Memeluk Agama Islam

By Mentari DP, Selasa, 4 Januari 2022 | 15:30 WIB

Hubungan Kerajaa Majapahit dengan Suku Sasak di Desa Sade, Lombok.

Intisari-Online.com -  Ada banyak wilayah hingga kerajaan yang jatuh dalam kekuaasan Kerajaan Majapahit.

Namun rupanya ada sebuah suku yang membuat Kerajaan Majapahit mati-matian merebutnya.

Suku apakah itu?

Baca Juga: Dikenal Sebagai Kerajaan Hindu-Buddha Terbesar di Nusantara, Rupanya Umat Muslim Berhasil 'Nyempil' di Era Raja Majapahit Ini, Terkuak Berkat Adanya Penemuan Ini

 

Dilansir dari kompas.com pada Selasa (4/1/2022), suku yang dimaksud adalah Suku Sasak.

Mengutip dari Tradisi Perkawinan Merariq Suku Sasak di Lombok karya Annisa Rizky Amalia, Suku Sasak adalah sebuah suku yang mendiami Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bahkan penduduk suku ini menjadi penduduk mayoritas di Lombok. Hampir 90% banyaknya.

Kisah Suku Sasak dan Kerajaan Majapahit sendiri muncul dalam kitab Negarakertagama.

Kitab Negarakertagama merupakan sebuat kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca.

Isinya mengisahkan tentang kekuasaan Majapahit pada abad ke-14.

Baca Juga: Namanya Hampir Tidak Pernah Terdengar, Inilah Sosok Panglima Angkatan Laut Majapahit yang Bikin Majapahit Jadi Penguasa Lautan, Jasanya Sebanding dengan Gajah Mada!

 

Rupanya selain Majapahit, ada banyak kerajaan atau negara yang menginginkan Suku Sasak.

Bahkan Suku Sasak sudah mengalami perpindahan kekuasaan dari pihak luar berkali-kali.

Bahkan sejak abad ke-14 seperti ditulis oleh Dedy Wahyudin dalam bukunya yang berjudul "Identitas Orang Sasak".

Menurut Wahyudin, orang Suku Sasak sudah mengalami penjajahan selama beberapa kali.

Majapahit adalah salah satunya.

Ada juga Kerajaan Karangasem hingga penjajah seperti Belanda dan Jepang silih berganti menguasai wilayah Suku Sasak ini.

Pergantian kekuasaan berkali-kali di wilayah tersebut menciptakan identitas tersediri di antara masyarakat Suku Sasak.

Sebelum Majapahit menguasai Suku Sasak, warga suku itu percaya animisme dan dinamisme.

Kepercayaan itu sesuai dengan Kerajaan Selaparang, sebuah kerajaan terbesar di wilayah tersebut.

Namun ketika Majapahit datang dan menyerang Kerajaan Selaparang pada 1357, kepercayaan warga Suku Sasak berubah.

Berdasarkan dari Mengenal Suku Sasak, Salah Satu Suku Asli di Indonesia yang disusun oleh Pusat Data Analisa Tempo, mereka mulai memeluk agama Hindu-Buddha.

Hanya saja semua itu tidak berjalan lama.

Baca Juga: Pantas Saja Jadi Kerajaan Terkuat yang Pernah Ada, Ternyata Segini Banyak Kapal Perang Buatan Majapahit, Lebih Banyak dari Jumlah Kapal Angkatan Laut Indonesia Sekarang!

 

 

Ketika Kerajaan Majapahit runtuh pada abad ke-16, maka berakhir juga kekuasan mereka di Suku Sasak.

Apalagi setelahnya lahirlah Kerajaan Islam Demak di Jawa.

Itulah yang menjadi pintu gerbang masuknya Islam di Suku Sasak.

Tapi siapa tokoh yang membantu penyebaran Islam di suku ini masih sulit dipastikan.

Ada yang menyebut Islam dibawa oleh Gaos Abdul Eazak dari Baghdad.

Ada juga yang mengatakan Sunan Perapen alias Pangeran Songopati dari Jawa-lah yang menjadi tokohnya.

Yang jelas Islam mulai masuk ke Suku Sasak dibuktikan dengan sejumlah naskah kuno yang ditulis pada daun lontar, kulit kambing, atau bambu yang berisi tentang agama.

Mereka juga sebuah kitab Quran yang ditulis tangan pada lembaran kulit kambing.

Konon, kitab tersebut  dibawa oleh Sunan Perapen pada abad ke-16 setelah Majapahit runtuh. 

Baca Juga: Informasinya Begitu Sedikit Namun Perannya Tak Kalah Besar, Siapa Sangka Inilah Sosok-sosok Perempuan Hebat di Balik Kesuksesan Majapahit Taklukan Nusantara