Itu disebut grih, dan kini orang Jawa menyebutnya gereh.
Ada juga ikan yang dikeringkan dan disebut dendeng, deng atau daing.
Satuan ukuran ikan asin disebut kujur yang diketahui dari prasasti Waharu I atau prasasti Jenggolo dari 851 saka atau 929 M.
Selain dihidangkan dalam upacara Sima, makanan ini juga dikonsumsi untuk makan sehari-hari.
Sayuran
Dalam prasasti, disebutkan Rumwahrumwah, istilah untuk lalapan. Seperti diketahui lalapan merupakan sayuran mentah yang sampai saat ini masih dikonsumsi masyarakat Jawa.
Ada pula kuluban, yang oleh orang Sunda saat ini diartikan sebagai sayuran yang direbus.
Camilan
Prasasti Sangulan di Malang dari 850 saka (928 M), menyebutkan makanna bernama tambul dan dwadal atau dodol.
Itulah berbagai makanan yang dikonsumsi masyarakat Jawa Kuno termasuk masa kerajaan Majapahit.
(*)