Penulis
Intisari-Online.com – Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam habis-habisan dengan mengatakan bahwa menghina Nabi Muhammad bukanlah bentuk kebebasan berekspresi.
Justru sebaliknya, menurut Putin, perilaku tersebut justru merupakan pelanggaran terhadap kebebasan beragama.
Tidak hanya itu, bahkan bisa mencederai perasaan orang-orang Islam.
Putin menyatakan hal tersebut dalam konferensi pers tahunannya pada Kamis (23/12/2021), seperti diberitakan oleh media Rusia, TASS.
Melansir Anadolu Agency, Putin mengatakan, “Menghina Nabi Muhammad? Apakah ini kebebasan berekspresi? Saya kira tidak!”
“Ini adalah pelanggaran kebebasan beragama dan pelanggaran perasaan suci orang-orang yang memeluk Islam,” kata Putin.
Menurutnya, penghinaan itu justru menghidupkan dan menyemai ekstremisme yang lebih akut.
Contohnya adalah serangan terhadap kantor redaksi majalah Charlie Hebdo di Paris, setelah media tersebut menerbitkan karikatur Nabi Muhammad.
Melansir TRT World, menurut Putin, kebebasan berekspresi berarti ada batasan dan tidak boleh melanggar kebebasan orang lain.
Rusia, menurutnya, sekarang berkembang menjadi negara yang memiliki beragam etnis dan beragam agama, maka orang Rusia terbiasa menghormati masing-masing tradisi satu sama lain.
Tak hanya itu, Putin juga mengutuk majalah Charlie Hebdo, yang menerbitkan dua kartun tentang kecelakaan pesawat di gurun Sinai yang menewaskan 224 orang.
Salah satu gambar kartun itu menggambarkan puing-puing serta bagian tubuh dari miliki Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang terbaring dengan judul ‘ISIS: Penerbangan Rusia Mengintensifkan Pengeboman.”
Sedangkan foto yang lain tergambarkan tengkorak dengan sepasang kacamata hitam menggantung dan puing-puing dari pesawat yang jatuh di latar belakang.
Foto itu diberi judul ‘Bahaya dari Penerbangan Murah Rusia’.
Juru bicara Vladimir Putin menanggapi kartun Charlie Hebdo, mengatakan bahwa itu tidak bisa diterima.
“Ini tidak ada hubungannya dengan demokrasi atau ekspresi diri. Ini adalah penistaan,” katanya, seperti melansir Guardian (7/11/2015).
Menurutnya, bagaimana pun Moskow tidak berencana membuat pengaduan resmi.
Katanya lagi, “Kita seharusnya tidak lagi mengomentari berita dengan cara yang berbeda atau tidak mengatakan sesuatu yang tidak berkaitan dengan kesedihan yang terjadi. Jika demikian, itu menjadi masalah bagi kebebasan berekspresi.”
Prancis, yang menjadi negara tempat Charlie Hebdo beredar, melalui Kementerian Luar Negeri, mengatakan bahwa wartawan memang bebas mengekspresikan pendapat mereka dan pihak berwenang tidak bisa ikut campur.
Mengutip kompas.com (31/10/2015), sebuah pesawat milik maskapai Rusia jatuh di Sinai, Mesir pada Sabtu (31/10/2015), yang membawa 224 orang.
Pesawat Airbus 321 milik Kogalymavia dengan nomor penerbangan 9268 itu membawa 217 penumpang dan 7 awak.
Dari hasil penyelidikan intelijen menunjukkan ada kemungkinan kecelakaan pesawat Rusia di Mesir itu disebabkan oleh bom.
Hal tersebut disampaikan oleh Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris, meski mereka mengaku belum mencapai kesimpulan tuntas.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari