Penulis
Intisari-online.com - Korupsi dan suap adalah skandal yang hampir sering kita jumpai di pemerintahan Indonesia.
Praktik ini sudah mengakar dari masa ke masa, dan selalu ada dari pemerintahan presiden pertama hingga terakhir.
Bahkan hampir mustahil praktik ini dihilangkan di dalam pemerintahan Indonesia, karena telah mengakar sejak lama.
Hal itu pun membuatnya seolah menjadi penyakit endemik yang kerap menjerat pejabat di pemerintahan Indonesia.
Rupanya, praktik korupsi dan suap memang sudah muncul sejak lama di Indonesia.
Bahkan tercatat muncul sejak zaman Majapahit dan beberapa kerajaan yang pernah ada di Indonesia.
Praktik ini ditemukan dalam catatan kuno di mana zaman kerajaan kuno, suap dan korupsi sudah merajalela.
Berikut ini beberapa daftar skandal suap dan korupsi yang pernah terjadi di kerajaan Indonesia.
1. Kerajaan Majapahit
Praktik korupsi ditemukan pada masa Majapahit ketika konflik besar terjadi peneinggal Gajah Mada.
Pada saat itu, Majapahit terpecah menjadi dua kekuasaan yang keduanya sama-sama mengirimkan wakilnya ke dinasti Ming untuk mendapatkan kedaulatan.
Praktik korupsi kemudian dilakukan engan suap, oleh Bhre Wengker kepada para pedagang Tionghoa.
Suap diberikan kepada Ming agar mau mengakui keberadaan kerajaan Majapahit di bawah kekuasaannya.
Alhasil, ini menyebabkan perang saudara, namun berakhir dengan cepat, setelah wilayah kekuasaan Majapahit mulai melepaskan diri, dan muncul kerajaan-kerajaan lain.
2. Mataram Kuno
Praktik suap atau korupsi juga terjadi pada masa Mataram Kuno, pada masa Bitung.
Bahkan tersirat dalam prasasasti yang ditemukan di Blitar, bernama prasasti Kinewu.
Menurut catatan dalam prasasti tersebut, tindakan korupsi dilakukan oleh petugas pajak kerajaan yang mengumpulkan upeti dari pada penduduk.
Namun, petugas pajak melakukan kecurangan mereka sengaja melakukan kesalahan yang menguntungkan mereka.
Beruntung, ada penduduk yang mengetahui tindakan petugas pajak tersebut, sehingga praktik korupsi oleh petugas pajak bisa digagalkan lebih awal.
3. Mataram Islam
Pada masa Mataram Islam, praktik korupsi ternyata juga ditemukan mengakar kuat di Nusantara.
Abad ke-16 pada saat Belanda memasuki Nusantara, korupsi terjadi pada pemimpin yang mengambil upeti dari masyarakat.
Para bangsawan menumpuk uang dengan mengemplang pajak secara besar-besaran.
Tak hanya korupsi, praktik mencuri uang, dengan korupsi juga mengakar pada rakyat, hingga kolusi di lingkungan kerajaan.