Find Us On Social Media :

Doyan Tumpahkan Darah di Berbagai Negara dengan Dalih Tegakkan Demokrasi, Amerika Serikat Kini Malah Disebut Sebagai Negeri Anokrasi, Gara-gara Trump?

By May N, Kamis, 23 Desember 2021 | 16:13 WIB

Anggota DPR AS Vicky Hartzler dan Mike Waltz dari Republik membagikan pizza kepada para pasukan Garda Nasional yang menjaga Gedung Capitol. Kerusuhan di Gedung Capitol menjadi tanda runtuhnya demokrasi di AS

Dengan partai Republik memegang tuas kekausaan sementara dalam pemilihan minoritas adalah faktor yang berkontribusi, Blumenthal mengatakan, "krisis ini menyebar bagaikan kanker, ke seluruh sistem sepanjang waktu, sehingga mungkin pemilihan tertutup akan diklaim menjadi salah dan penuh penipuan."

Blumenthal mengatakan ia tidak mengharapkan AS untuk masuk ke dalam perang sipil dan melibatkan banyak tentara.

Jika kelompok militan sayap kanan mencari cara mengikuti pemisahan pada 1860-an dan berupaya "meraih pagar federal dan kantornya dengan pakasaan", ujarnya, "Kurasa Anda bisa yakin itu akan selesai sangat cepat mengingat nilai sangat kuat di atas militer AS atas peran konstitusi dan non-politik mereka.

"…Namun karena proliferasi senjata, akan ada banyak orang bisa membawa senjata yang datang dari kelompok militan terorganisir, yang benar-benar bisa main hakim sendiri dan bias dengan agendanya, dan kita belum memasuki fase itu.

Baca Juga: Terjadi di Era Demokrasi Terpimpin dan Ditolak Angkatan Darat, PKI Menuntut Pemerintah Indonesia untuk Membentuk Angkatan Kelima dengan Tujuan Ini

"Mimpi buruk yang sebenarnya adalah konflik intensitas rendah."

Pensiunan jenderal yang memperingatkan konflik sekitar pemilihan berikutnya, Paul Eaton, Antonio Taguba dan Steven Anderson, kurang optimis mengenai tentara AS.

“Saat kita mendekati ulang tahun pertama pemberontakan mematikan di US Capitol,” tulis mereka, “kita … semakin khawatir tentang akibat dari pemilihan presiden 2024 dan potensi kekacauan mematikan di dalam militer kita, yang akan menempatkan semua orang Amerika di risiko parah.

“Singkatnya: Kami kedinginan memikirkan kudeta yang berhasil di lain waktu.”

Baca Juga: Pantas Saja Joe Biden Disalahkan, Misi AS di Afghanistan Justru Disebut-sebut Gagal Total Karena Ambisi Mantan Presiden AS untuk Penjarakan Saddam Hussein Lewat Perang Irak, Ini Sebabnya