Find Us On Social Media :

Doyan Tumpahkan Darah di Berbagai Negara dengan Dalih Tegakkan Demokrasi, Amerika Serikat Kini Malah Disebut Sebagai Negeri Anokrasi, Gara-gara Trump?

By May N, Kamis, 23 Desember 2021 | 16:13 WIB

Anggota DPR AS Vicky Hartzler dan Mike Waltz dari Republik membagikan pizza kepada para pasukan Garda Nasional yang menjaga Gedung Capitol. Kerusuhan di Gedung Capitol menjadi tanda runtuhnya demokrasi di AS

Walter menyimpulkan jika AS telah melewati tahapan "pra-pemberontakan" dan "konflik yang terbentuk" dan sekarang mungkin dalam "konflik terbuka", dimulai dari kekacauan Capitol.

Mengutip analitik yang digunakan oleh Center for Systemic Peace, Walter juga mengatakan AS telah menjadi "anokrasi".

Anokrasi adalah kondisi "suatu tempat antara demokrasi dan negara autokrasi".

AS telah menghadapi perang sipil dari 1861 sampai 1865 dan melawan negara-negara bagian yang memisahkan diri dalam upaya mempertahankan perbudakan.

Baca Juga: Terperangkap Status Negara Termiskin Sampai Terus Ditolak Jadi Anggota, Siapa Sangka Timor Leste Justru Bikin Negara-negara ASEAN Malu dengan Status Barunya Ini, Indonesia Saja Kalah

Perkiraan dari jumlah kematian bervariasi.

American Battlefield Trust menaruhnya pada angka 620 ribu dan mengatakan: "Diambil sebagai presentasi populasi saat ini, jumlah ini akan meningkat setinggi 6 juta jiwa."

Sidney Blumenthal, mantan penasihat Clinton yang kemudian menulis biografi untuk Abraham Lincoln, mengatakan: "Pemisahan tahun 1861 menerima pemilihan Lincoln sebagai hal yang adil dan sah."

Situasi sekarang, ujarnya, "kebalikan dari itu. Trump mempertanyakan pemilihan… hal itu menuntun pada krisis legitimasi yang baru."

Baca Juga: Di Indonesia Sudah Santer Lama, Kini Giliran Media Asing Soroti Kemungkinan Presiden Jokowi Menjabat Tiga Periode, Apakah Benar Akan Menjabat Tiga Periode?