Intisari-Online.com - Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Portugis.
Pada 1975 di Timor Leste terjadi konflik perang saudara.
Gubernur Portugis di Timor Leste, Lemon Pires meminta Pemerintah Portugis untuk mengirimkan bantuan.
Tapi permintaan itu tidak ada jawaban, sehingga gubernur menarik pasukan ke salah satu pulau di Timor Leste, yakni Pulau Kambing.
Pada 28 November 1975, Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis.
Fretilin mendeklarasikan negara Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste.
Indonesia datang ke Timor Leste Tidak berselang lama setelah Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis, pasukan Indonesia datang pada 7 Desember 1975.
Pada 1976, Indonesia menyatakan jika Timor Leste menjadi bagian negara Indonesia sebagai Provinsi Timor Timur.
Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melakukan pembangunan di Timur Leste.
Namun ada golongan yang tidak puas dan melakukan tindakan separatis.
Pemimpin perjuangan kemerdekaan Timor Leste Xanana Gusmao sendiriamat menghormati sosok Wiji Thukul, penyair dan aktivis pro demokrasi Indonesia yang hilang sejak 1998.
Melalui puisi-puisinya, Thukul dianggap berkontribusi dalam perjuangan rakyat Timor Leste medapatkan kemerdekaan.
"Wiji Thukul salah satu sosok yang dihormati oleh Xanana," ujar Nuno Corvelo Laloran dari Associacao Dos Combatentes Da Brigada Negra (ACBN) saat dihubungi Kompas.compada 2016 silam.
Menurut Nuno, Thukul pun ikut terlibat aktif dalam demonstrasi menuntut proses demokratisasi di Timor Leste.
"Kami memberikan penghargaan kepada Thukul karena dianggap berkontribusi dalam proses perjuangan Timor Leste meraih kemerdekaan," ungkap Nuno.
Ia membantah jika Xanana pernah mengatakan bahwa Wiji Thukul adalah pemasok dan perakit bom yang digunkan tentara Timor Leste saat melawan TNI.
Pasalnya, netizen pernah dihebohkan dengan status Path Ndorokakung.
Dalam statusnya, Ndorokakung menulis bahwa ia mengutip perkataan Xanana Gusmao dari sebuah siaran televisi Timor Leste yang menyebut bahwa Wiji Thukul pemasok dan perakit bom yang dipakai oleh tentara Timor-Leste untuk melawan ABRI.
Ia juga menulis bahwa Wiji Thukul datang membantu merakit bom ketika tentara Xanana kehabisan amunisi dan terbunuh di perbatasan oleh anggota ABRI.
Pernyataan tersebut, kata Ndorokakung, diceritakan oleh Xanana dalam sebuah acara pemberian penghargaan kepada Wiji Thukul karena dianggap berjasa bagi Timor Leste.
ACBN membantah apa yang ditulis Ndorokakung.
Nuno menceritakan, pada tanggal 16 Maret 2016, Xanana Gusmao memberikan penghargaan kepada Wiji Thukul karena dianggap berjasa dalam mewujudkan proses demokratisasi di Timor Leste.
Dalam acara penyerahan penghargaan, Fitri Nganthi Wani, putri Wiji Thukul membacakan sajak "Peringatan" karya ayahnya.
Xanana Gusmao terharu saat Wani usai membaca sajak “Peringatan”.
Secara spontan Xanana berdiri dan memeluk Wani lalu memberikan karangan bunga untuk menguatkan Wani.
Xanana memberikan simpatinya kepada Wani karena ayahnya menjadi salah seorang aktivis yang hilang menjelang reformasi 1998.
Hingga kini tidak ada kejelasan soal nasib Wiji Thukul.
(*)