Wiji Thukul, Penyair dan Aktivis Pro Demokrasi Indonesia yang Hilang sejak 1998 yang Dihormati oleh Xanana Gusmao

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Wiji Thukul
Wiji Thukul

Intisari-Online.com - Timor Leste merupakan sebuah wilayah bekas jajahan Portugis.

Pada 1975 di Timor Leste terjadi konflik perang saudara.

Gubernur Portugis di Timor Leste, Lemon Pires meminta Pemerintah Portugis untuk mengirimkan bantuan.

Tapi permintaan itu tidak ada jawaban, sehingga gubernur menarik pasukan ke salah satu pulau di Timor Leste, yakni Pulau Kambing.

Baca Juga: Meski Akhirnya Merdeka, Banyak Penduduk Timor Leste yang Pilih Tetap Bergabung dengan Indonesia hingga Jadi Pengungsi

Pada 28 November 1975, Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis.

Fretilin mendeklarasikan negara Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste.

Indonesia datang ke Timor Leste Tidak berselang lama setelah Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis, pasukan Indonesia datang pada 7 Desember 1975.

Pada 1976, Indonesia menyatakan jika Timor Leste menjadi bagian negara Indonesia sebagai Provinsi Timor Timur.

Baca Juga: Dili Allstars, Grup Band Musik Timor Leste Berbau Gerakan Kemerdekaan, Pernah Selundupkan 500 Kaset ke Timor Leste Dibantu Kampus Melbourne

Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk melakukan pembangunan di Timur Leste.

Namun ada golongan yang tidak puas dan melakukan tindakan separatis.

Pemimpin perjuangan kemerdekaan Timor Leste Xanana Gusmao sendiriamat menghormati sosok Wiji Thukul, penyair dan aktivis pro demokrasi Indonesia yang hilang sejak 1998.

Baca Juga: Tak Melulu Tinggalkan Kenangan Pahit di Timor Leste, Bangsa Portugislah yang Pertama Kali Perkenalkan Komoditas yang Kini Jadi Salah Satu Penyumbang Ekspor Terbesar di Timor Leste

Xanana Gusmao dan veteran Timor Leste lainnya.
Xanana Gusmao dan veteran Timor Leste lainnya.

Melalui puisi-puisinya, Thukul dianggap berkontribusi dalam perjuangan rakyat Timor Leste medapatkan kemerdekaan.

"Wiji Thukul salah satu sosok yang dihormati oleh Xanana," ujar Nuno Corvelo Laloran dari Associacao Dos Combatentes Da Brigada Negra (ACBN) saat dihubungi Kompas.compada 2016 silam.

Menurut Nuno, Thukul pun ikut terlibat aktif dalam demonstrasi menuntut proses demokratisasi di Timor Leste.

"Kami memberikan penghargaan kepada Thukul karena dianggap berkontribusi dalam proses perjuangan Timor Leste meraih kemerdekaan," ungkap Nuno.

Baca Juga: Sering Dianggap Remeh di Dalam dan Luar Rumah, Perjuangan Perempuan di Timor Leste Hadapi Masa Depan Cerah dengan Adanya Undang-undang Ini

Ia membantah jika Xanana pernah mengatakan bahwa Wiji Thukul adalah pemasok dan perakit bom yang digunkan tentara Timor Leste saat melawan TNI.

Pasalnya, netizen pernah dihebohkan dengan status Path Ndorokakung.

Dalam statusnya, Ndorokakung menulis bahwa ia mengutip perkataan Xanana Gusmao dari sebuah siaran televisi Timor Leste yang menyebut bahwa Wiji Thukul pemasok dan perakit bom yang dipakai oleh tentara Timor-Leste untuk melawan ABRI.

Ia juga menulis bahwa Wiji Thukul datang membantu merakit bom ketika tentara Xanana kehabisan amunisi dan terbunuh di perbatasan oleh anggota ABRI.

Pernyataan tersebut, kata Ndorokakung, diceritakan oleh Xanana dalam sebuah acara pemberian penghargaan kepada Wiji Thukul karena dianggap berjasa bagi Timor Leste.

Baca Juga: Korbannya 6 Orang Termasuk 2 Awak Belanda, Kapal Perang Tjerk Hiddes Meledak Usai Bolak-balik Evakuasi Pasukan Sekutu dari Timor Leste selama Perang Dunia II

ACBN membantah apa yang ditulis Ndorokakung.

Nuno menceritakan, pada tanggal 16 Maret 2016, Xanana Gusmao memberikan penghargaan kepada Wiji Thukul karena dianggap berjasa dalam mewujudkan proses demokratisasi di Timor Leste.

Dalam acara penyerahan penghargaan, Fitri Nganthi Wani, putri Wiji Thukul membacakan sajak "Peringatan" karya ayahnya.

Xanana Gusmao terharu saat Wani usai membaca sajak “Peringatan”.

Secara spontan Xanana berdiri dan memeluk Wani lalu memberikan karangan bunga untuk menguatkan Wani.

Xanana memberikan simpatinya kepada Wani karena ayahnya menjadi salah seorang aktivis yang hilang menjelang reformasi 1998.

Hingga kini tidak ada kejelasan soal nasib Wiji Thukul.

Baca Juga: Jadi Rumah Bagi Banyak Buaya, Inilah Danau Ira Lalaro di Timor Leste, yang Juga Rumah untuk Hutan Setengah Cekung yang Spektakuler

(*)

Artikel Terkait